REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer tak habis pikir saat ini masih ada orang-orang yang melakukan kasus pelecehan rasial di sepak bola, seperti yang menimpa pemainnya Paul Pogba. Solskjaer yakin Paul Pogba merupakan pemain dengan karakter yang kuat, sehingga bisa menghadapi masalah ini.
"Paul baik-baik saja. Karakter Paul yang kuat dan itu membuatnya lebih kuat. Saya hanya tidak percaya kita masih duduk di sini pada tahun 2019 berbicara tentang contoh ini," ujarnya seperti dikutip dari FourFourTwo, Jumat (23/8).
Solskjaer sepakat dengan jika pihak berwenang harus bertindak agar kasus seperti yang menimpa Pogba tidak terulang lagi di masa mendatang. "Media sosial adalah tempat di mana, seperti yang dikatakan Harry (Maguire), orang dapat bersembunyi di balik identitas palsu. Saya tidak berpikir itu tergantung pada saya untuk mengubahnya, tetapi kita harus melakukan sesuatu tentang itu dan pihak berwenang harus melakukan sesuatu tentang orang-orang ini yang menyebarkan kebencian ini," katanya.
"Kami tidak akan melarang pemain kami di media sosial. Kami harus menyebarkan kabar baik karena sangat bagus untuk menggunakan media sosial, tetapi kami harus menghentikan insiden itu, tentunya," ucapnya.
Sebelumnya, pemain MU Juan Mata mengecam kasus pelecehan rasial yang menimpa rekannya Paul Pogba. Gelandang asal Spanyol itu menyebut pelaku penghinaan terhadap Pogba adalah pengecut.
Mata menilai, para pelaku menggunakan media sosial untuk melakukan pelecehan, karena mereka bisa menyembunyikan jati diri mereka disana. Ia pun menilai, masalah ini harus segera ditangani.
"Ini seharusnya sudah tidak kita bahas lagi, karena seharusnya masalah ini sudah bisa diberantas sejak lama," ucap Mata seperti dikutip dari ESPN FC.
"Media sosial sangat fantastis untuk menghubungan orang-orang jika anda menggunakannya untuk hal yang benar. Tapi Medsos juga memberika kesempatan bagi begitu banyak orang untuk melepaskan rasa frustasi mereka terhadap orang lain, dengan bebas dengan menggunakan akun palsu," katanya.
Mata mengatakan, orang-orang bisa memalsukan identitas mereka, kemudian mengatakan dan menuliskan apapun yang mereka inginkan, tanpa takut terjerat hukum.
"Itu masalahnya. Sayangnya beberapa orang melakukan itu dan itu harus dihentikan. Itu tindakan pengecut untuk melakukannya, karena tidak ada yang bisa melihatmu. Itu tidak baik," tegasnya.
Seperti diketahui, Paul Pogba menjadi sasaran serangan rasialisme usai gagal mengeksekusi tendangan penalti, yang berujung gagalnya MU meraih kemenangan atas Wolves. Serangan rasial terhadap Pogba justru dilontarkan oleh beberapa pendukung MU sendiri di media sosial. Manchester United selain mengecam kasus ini, juga mengandeng pihak medsos untuk menelusuri siapa pelaku pelecehan terhadap Pogba.