Sabtu 24 Aug 2019 06:50 WIB

Peneliti: Laju Pergeseran Sesar Sumatra Bertambah

Laju pergeseran sesar Sumatera berubah dari 6 mm menjadi 10 mm per tahun.

ilustrasi: Pusat Gempa sumatera
ilustrasi: Pusat Gempa sumatera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Murdik R Daryono mengatakan laju pergeseran sesar (patahan) Sumatra bertambah menyebabkan produksi gempa lebih besar. Laju pergeseran sesar Sumatera berubah dari 6 mm menjadi 10 mm per tahun.

Murdik mengatakan laju pergeseran sesar dapat menyebabkan peristiwa gempa, salah satunya ketika sesar menumbuk daratan. "Update terbaru mengenai 'slip rate' (laju pergeseran) sesar Sumatra yang dulunya segmen paling selatan itu kita bilangnya 6 mm per tahun kita sudah update jadi 10 mm per tahun, konsekuensinya dengan produksi gempa jauh lebih besar juga macam-macam," katanya dalam diskusi di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (23/8).

Baca Juga

Dia mengatakan penelitian lebih lanjut untuk perbaruan data laju pergeseran sesar Sumatra dan sejarah kegempaaan harus terus dilakukan guna melihat potensi kebencanaan ke depan. "Kita menunggu lima tahun ke depan harus 'update' lagi mungkin ada penemuan hasil riset di laut jauh lebih rinci. Hasil studi tsunami terbaru yang sudah melewati proses review akademis yang baik sehingga bisa memberikan ke masyarakat yang lebih presisi," tuturnya.

Dia menuturkan pemerintah Indonesia terus memperkuat ketahanan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Berbagai upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana melalui edukasi dan sosialisasi harus terus dilakukan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaksanakan program Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019 dengan bekerja sama dengan banyak pihak, baik dari unsur pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademisi, serta media massa. Ekspedisi Destana Tsunami 2019 dilaksanakan sejak 12 Juli 2019 sampai 17 Agustus 2019. Dimulai dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tim Ekspedisi Destana 2019 beranjak ke barat melalui jalur darat hingga pemberhentian terakhir di Kabupaten Serang, Banten.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement