Sabtu 24 Aug 2019 09:35 WIB

584 Titik Panas Indikasi Karhutla Kepung Sumatera

Jumlah titik panas itu terdeteksi di wilayah Pulau Sumatera pada Sabtu (24/8) pagi.

Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sebanyak 584 titik panas yang mengepung Sumatera menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Jumlah titik panas itu terdeteksi di wilayah Pulau Sumatera pada Sabtu (24/8) pagi.

Berdasarkan data pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB, yang dirilis BMKG Stasiun Pekanbaru menunjukan bahwa lumbung titik panas berlokasi di Provinsi Riau, yakni 272 titik. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari kemarin.

Baca Juga

"Di Riau jumlahnya naik dari kemari sore 112 titik, pagi ini jadi 272," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila.

Selain Riau, provinsi lainnya di Sumatera yang terdapat banyak titik panas di antaranya Jambi ada 128 titik, Sumatera Selatan 99 titik, Bangka Belitung 41 titik, Lampung 18 titik, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau masing-masing 11 titik, dan Bengkulu 4 titik.

"Asap dari provinsi tetangga ada peluang mencapai Riau tapi karena jaraknya jauh tidak begitu terasa, sedangkan di Riau banyak terdeteksi titik panas," katanya.

Nia menjelaskan dari 272 titik panas di Riau, lokasi paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan 102 titik. Daerah lainnya antara lain Indragiri Hilir ada 90 titik panas, Bengkalis 35 titik, Indragiri Hulu 17 titik, Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing sembilan titik, Rokan Hilir tujuh titik, Kuansing dua titik dan Kampar satu titik panas.

Dari jumlah tersebut, ada 192 yang teridentifikasi sebagai titik api. Lokasi paling banyak juga di Pelalawan ada 76 titik, kemudian Indragiri Hulu 60 titik, dan Bengkalis 29 titik.

Nia mengatakan arah angin berhembus dari tenggara ke barat daya sehingga asap karhutla kini mencapai Pekanbaru.

"Asap dari daerah di Tenggara seperti Pelalawan yang banyak titik panas," katanya.

Berdasarkan pantuan Antara, asap menyelimuti Pekanbaru cukup pekat pada Sabtu pagi. Data BMKG menyatakan jarak pandang kini mencapai 1.500 meter, sedangkan kualitas udara memburuk mendekati status tidak sehat akibat polusi jerebu karhutla.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement