Sabtu 24 Aug 2019 10:05 WIB

Kabut Asap Buat Jarak Pandang di Pekanbaru Turun Jadi 1,5 Km

Asap pekat menyelimuti Ibu Kota Provinsi Riau tersebut.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Israr Itah
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Jarak pandang di Kota Pekanbaru pada Sabtu (24/8) pagi memburuk akibat asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Asap pekat menyelimuti Ibu Kota Provinsi Riau tersebut.

"Pada pukul delapan pagi jarak pandang di Pekanbaru 1.500 meter atau 1,5 kilometer dari kondisi pagi hari sekitar 2 kilometer. Jadi jarak pandang memburuk," kata Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhiladi Pekanbaru, Sabtu (24/8).

Ia mengatakan, asap yang menyelimuti Pekanbaru adalah kiriman karena tidak terpantau titik panas di daerah tersebut. Asap atau jerebu karhutla berasal dari Kabupaten Pelalawan yang pada pagi ini terdeteksi ada 102 titik panas (hotspot).

Hal tersebut diperkuat karena posisi Pelalawan ada di Selatan Pekanbaru, dan angin berembus dari arah Tenggara ke Barat Daya.

"Asap dari daerah Tenggara seperti Pelalawan yang banyak titik panas," katanya.

Berdasarkan data pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB, yang dirilis BMKG Stasiun Pekanbaru menunjukkan bahwa ada 584 titik panas yang jadi indikasi awal Karhutla tersebar di Sumatera. Data menunjukkan lumbung titik panas berlokasi di Provinsi Riau, yakni 272 titik. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari kemarin.

"Ya, di Riau jumlahnya naik dari kemarin sore 112 titik, pagi ini jadi 272," katanya.

Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan juga terdeteksi banyak titik panas, masing-masing ada 128 dan 99 titik. "Asap dari provinsi tetangga ada peluang mencapai Riau tapi karena jaraknya jauh tidak begitu terasa, sedangkan di Riau sendiri banyak terdeteksi titik panas," katanya.

Nia menjelaskan dari 272 titik panas di Riau, lokasi paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan 102 titik. Daerah lainnya antara lain Indragiri Hilir ada 90 titik panas, Bengkalis 35 titik, Indragiri Hulu 17 titik, Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing 9 titik, Rokan Hilir 7 titik, Kuansing 2 titik dan Kampar satu titik panas.

Dari jumlah tersebut, ada 192 yang teridentifikasi sebagai titik api. Lokasi paling banyak juga di Pelalawan ada 76 titik, kemudian Indragiri Hulu 60 titik, dan Bengkalis 29 titik.

Berdasarkan pantauan Antara, asap menyelimuti Pekanbaru cukup pekat pada Sabtu pagi. Warga terlihat banyak yang mengenakan masker medis untuk menghindari paparan jerebut saat di luar rumah.

Data BMKG kualitas udara memburuk mendekati status tidak sehat akibat polusi jerebu karhutla. Meski begitu, kondisi jarak pandang dinilai belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru.

"Sampai dengan saat ini penerbangan masih normal," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Yogi Prasetyo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement