REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk menyelesaikan konflik di Papua. Pemerintah harus mengubah paradigma pengamanan di wilayah Timur Indonesia melalui pendekatan budaya.
"Pendekatan keamanan harus dilakukan juga dengan berbudaya, dalam arti tentara dan polisi yang bertugas di sana harus paham juga tentang budaya Papua. Dengan pendekatan budaya, itu bisa diselesaikan," ujar Asvi dalam diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).
Asvi mengatakan, kebudayaan bisa menjadi alat pemersatu di daerah konflik. Ia menilai pembangunan di Papua yang telah dilakukan pemerintah dengan anggaran yang cukup besar belum cukup.
Sebab, pemerintah harus melihat aspek terutama berupaya menyingkirkan stigma negatif terhadap masyarakat Papua. Menurut Asvi, hal itu dapat dilakukan melalui budaya yang berperan penting meredam konflik.
"Pendekatan kebudayaan yang perlu dilakukan. Jadi bukan hanya pendekatan ekonomi dengan memberikan dana yang banyak, tapi bagaimana menganggap orang Papua sama dengan warga yang punya budaya lain juga," kata Asvi.