Ahad 25 Aug 2019 12:33 WIB

Politikus Gerindra: Pengadaan Mobil Dinas Disetujui DPR

Pengadaan mobil dinas menteri terakhir dilakukan pada 2005 dan 2009.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan
Foto: Humas DPR RI
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan mengatakan pengadaan mobil dinas untuk menteri tak perlu dipermasalahkan. Sebab, DPR telah menyetujui anggaran pembelian kendaraan dinas tersebut.

"Ini (pengadaan mobil dinas baru) sudah melalui pembahasan dan persetujuan DPR, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 Tentang APBN Tahun 2019," ujar Heri saat dihubungi, Ahad (25/8).

Baca Juga

Ia menjelaskan, persetujuan anggaran pembelian mobil dinas menteri untuk kabinet Presiden terpilih Joko Widodo telah tercantum dalam dalam Daftar Isian Pelaksanan Anggaran (DIPA) 2019 Kementerian Sekretariat Negara. Total anggaran untuk pengadaan mobil ini sebesar Rp174 miliar.

Proses pengadaannya melalui tender Pengadaan Kendaraan Menteri Negara/Pejabat Setingkat Menteri. Tercantum dalam laman resmi Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE) dengan kode 26344011, yang telah dibuat sejak 19 Maret 2019.

"Dalam prosesnya telah dikonsultasikan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP)," ujar Heri.

Pengadaan mobil dinas menteri terakhir dilakukan pada 2005 dan 2009 sehingga mobil dinas baru diperlukan. Hal itu untuk menekan biaya perawatan dan perbaikan yang juga tinggi.

"Mobil dinas yang sekarang digunakan itu membutuhkan biaya perawatan yang tinggi sehingga perlu diremajakan dengan pertimbangan teknis, seperti faktor keamanan, keandalan, dan biaya pemeliharaan," ujar Heri.

Karena itu, ia mengaku heran dengan pihak-pihak yang meributkan pengadaan mobil dinas baru untuk menteri. Sebab dalam prosesnya sudah dilalui dan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku.

"Semua tahapan lelang tender sudah terlewati, dari pembuktian kualifikasi hingga penandatanganan kontrak," ujar Heri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement