Ahad 25 Aug 2019 20:33 WIB

44 Ribu Personel Militer Diterjunkan Padamkan Api di Amazon

Militer dikerahkan pemerintah Brasil menyusul protes dari dunia internasional.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Neri dos Santos Silva (tengah) menyaksikan api yang mengancam peternakan tempatnya bekerja di kotamadya Nova Santa Helen, negara bagian Mato Grosso, Brasil, Jumat (23/8). Api itu bagian dari kebakaran yang terjadi di wilayah hutan Amazon.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Neri dos Santos Silva (tengah) menyaksikan api yang mengancam peternakan tempatnya bekerja di kotamadya Nova Santa Helen, negara bagian Mato Grosso, Brasil, Jumat (23/8). Api itu bagian dari kebakaran yang terjadi di wilayah hutan Amazon.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASIL -- Pemerintah pimpinan Jail Bolsonaro mengerahkan sebanyak 44 ribu personel militer untuk mengatasi lalapan api di Amazon. Pemadaman ini pun dilakukan usai Brasil menerima protes internasional secara luas.

"Sekitar 44 ribu personel militer akan dikerahkan untuk operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Menteri Pertahanan Brasil Fernando Azevedo seperti dikutip Aljazirah, Ahad (25/8).

Baca Juga

Negara-negara bagian itu di antaranya, Para, Rondonia, Roraima, Tocantins, Acre, dan Mato Grosso. Azavedo mengatakan, misi pertama militer adalah pengerahan 700 tentara ke daerah di sekitar Porto Velho, ibu kota Rondonia.  Pihaknya menggunakan dua pesawat C-130 Hercules yang mempu membuang hingga 12 ribu liter air ke dalam api per satu kali jalan.

Pada Jumat lalu, sejumlah kebakaran kembali terlihat berkobar di wilayah luas Rondania, dan mengepulkan asap besar ke udara.  Dari laporan di atas pesawat, kondisi dan jarak pandang sangat rendah oleh kepulan asap. Namun, terlihat banyak area yang terbakar di wilayah Rondonia.

Operasi militer Brasil ini terjadi setelah kritik internasional meluas terhadap penanganan krisis di negara pemimpin sayap kanan itu. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pun sempat menyampaikan rasa keprihatinan mereka dan menyerukan komunitas internasional untuk membantu.

Namun, seruan tersebut malah dianggap sebagai campur tangan oleh Bolsonaro. Padahal sebelumnya Bolsonaro mengatakan Brasil tidak punya sumber daya untuk melakukan pemadaman api ini.

Meski demikian, Azavedo pun mengklaim tanggapan pemerintah sangat cepat. "Ini menunjukkan kepedulian pemerintah Bolsonaro tentang masalah ini," katanya.

Menteri Pertahanan Azavedo mencatat, tawaran Presiden AS Donald Trump di Twitter untuk membantu Brasil memerangi lalapan api, meski tidak ada kontak lebih lanjut soal tawaran tersebut. "Setiap bantuan disambut sehubungan dengan kebakaran," dia menambahkan.

Direktur Eksekutif lembaga think-tank Brasil Climate Center, Alfredo Sirkis mendukung keterlibatan militer. Namun, ia ragu bahwa api bisa dipadamkan. "Setelah Anda memiliki kebakaran hutan seperti itu, terutama ketika Anda tidak memiliki semua jenis peralatan pemadam kebakaran hutan yang Anda miliki di tempat-tempat seperti AS atau Portugal, api ini sulit dipadamkan," katanya kepada Reuters.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement