REPUBLIKA.CO.ID, BIARRITZ -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbeda pandangan soal serentetan peluncuran rudal jarak dekat Korea Utara pada Ahad (25/8), seraya mempertahankan bahwa mereka tetap sejalan dalam isu tersebut.
Trump, yang menghargai hubungannya dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menuturkan peluncuran tersebut tidak melanggar kesepakatan dan banyak negara yang juga melakukan hal itu.
Ditanya apakah dirinya khawatir dengan peluncuran rudal Korut, Trump mengaku tidak senang akan tetapi ia menyebut Kim Jong-Un tidak melanggar kesepakatan. Sementara itu, Abe berpendapat bahwa peluncuran rudal Korut melanggar resolusi PBB.
Sebelumnya Korea Utara (Korut) pada Sabtu (24/8) diyakini menembakkan dua peluru kendali balistik jarak-pendek ke perairannya di timur, demikian laporan militer Korea Selatan. Tembakan pada Sabtu itu merupakan peluncuran rudal terbaru oleh Korut dalam beberapa pekan belakangan ini di tengah pembicaraan denuklirisasi (perlucutan senjata nuklir) yang mandek.
Peluncuran Sabtu itu merupakan yang ketujuh kalinya dilakukan oleh Korut sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un bertemu di perbatasan Korea pada Juni. Penembakan telah menyulitkan upaya untuk menghidupkan kembali perundingan antara AS dan Korut menyangkut masa depan persenjataan nuklir Pyongyang beserta program rudal balistiknya.
Trump dan Kim pada Juni setuju untuk memulai kembali perundingan tingkat pejabat. Namun, AS sejauh ini tidak berhasil mewujudkan rencana itu. Proses pembicaraan mengalami kebuntuan sejak Trump dan Kim bertemu muka untuk kedua kalinya pada Februari di Hanoi.
Awal Agustus, Trump mengungkapkan Kim mengatakan kepadanya bahwa pemimpin Korut itu siap membicarakan lagi program nuklir dan rudal Korut. Kim juga mengatakan bahwa Korut akan berhenti melakukan uji coba rudal begitu latihan perang bersama --antara AS dan Korea Selatan-- berakhir. Namun, kendati latihan militer AS-Korsel sudah selesai, Korea Utara terus melanjutkan peluncuran rudal hingga menimbulkan "kekhawatiran mendalam", kata Dewan Keamanan Nasional Korsel (NSC), Sabtu (25/8).
Pascapeluncuran terbaru pada Sabtu, Trump mengatakan Amerika Serikat punya hubungan yang baik dengan Korut. "Kim Jong Un selama ini sangat terus terang kepada saya," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.