Senin 26 Aug 2019 01:00 WIB

Kemenhub Lelang Pembangunan Jalur Kereta Bandara

Hingga akhir 2020, kereta bandara hanya bisa mengangkut penumpang sampai Stasiun Wojo

Penumpang berada di dalam Kereta Api (KA) Bandara di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Rabu (8/5/2019).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Penumpang berada di dalam Kereta Api (KA) Bandara di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Rabu (8/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melelang pembangunan dua jalur kereta menuju bandara baru Yogyakarta pada Oktober 2019. Dua jalur tersebut yakni jalur kereta bawah di Stasiun Kedundang dan jalur kereta sepanjang 500 meter di Bandara Internasional Yogyakarta.

"Pada saat kami membuat jalur kereta api sampai Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) atau Yogyakarta Internasional Airport (YIA), ini (Stasiun Kedundang) adalah persimpangan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kulon Progo, Yogyakarta, Ahad (25/8).

Baca Juga

Ia mengatakan skenario jangka pendek, sampai akhir 2020 masih pakai kereta dari Stasiun Tugu ke Stasiun Wojo. Kemudian dari Stasiun Wojo ke bandara Yogyakarta naik bus.

"Dari Stasiun Tugu ke Stasiun Wojo membutuhkan jarak tempuh 40 menit, lalu naik bus ke bandara 10 menit," katanya.

Budi Karya mengakui selama ini, kereta dengan rute yang ada belum dimaksimalkan. Yakni rute kereta api yang dikhususkan untuk mendukung YIA yang beroperasi dari Stasiun Wojo ke Stasiun Maguwoharjo.

"Yang akan datang, kami meminta direview dari Tugu ke Maguwoharjo, ditambah kereta existing sebanyak 178 kereta. Kami minta Daop VI ada jadwal baru kereta api, sehingga ada kepastian dengan jam keberangkatan yang lebih rapat," harapnya.

Untuk tahap awal pengerjaan jalur kereta api tersebut, ia meminta untuk segera dikerjakan di Oktober tahun ini. Menurut Budi, pembangunan jalur kereta api tersebut nantinya akan berkonsep kombinasi elevated dengan ketinggian dari 3 sampai 6 meter.

Sampai saat ini pembebasan lahan jalur kereta api masih dilakukan. Untuk tahap awal, pengerjaan jalur kereta akan dimulai di dua titik, yaitu 500 meter dari bandara dan dari Stasiun Kedundang.

Budi mengatakan, aksesibilitas terutama dengan kereta api menuju bandara sangat diperlukan. Menurutnya, setelah pembangunan jalur kereta api sampai bandara rampung, daya tampung penumpang harus dimaksimalkan.

"Seiring dengan dilakukannya pemindahan semua maskapai ke Bandara YIA, aksesibilitas di jalur kereta pun diusahakan rampung untuk mengakomodasi meningkatnya penumpang bandara. Ada 66 penerbangan bisa pindah ke YIA," kata Budi Karya.

Sementara itu, Direktur PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengharapkan pembangunan tol dan jalur kereta lebih cepat, sehingga akan mempermudah akses. "Semua akses transportasi bisa mendukung agar pengembangan bandara bisa lancar. Selama ini, kendala dalam pengembangan bandara saat ini yaitu aksesibilitas," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement