REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemerintah Kota Sukabumi mulai serius mengembangkan potensi wisata heritage dan petualangan. Hal ini ditandai dengan upaya penelesuran lorong bawah tanah atau saluran air peninggalan zaman Belanda di sejumlah titik Kota Sukabumi.
''Kota Sukabumi mempunyai potensi wisata petualangan sekaligus heritage salah satunya keberadaan goa buatan atau lorong saluran air peninggalan zaman Belanda,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Senin (26/8).
Lorong saluran air bawah tanah ini terbentang dari kawasan Brawijaya hingga Jalan Arif Rahman Hakim sepanjang sekitar 200 meter. Saluran air yang dibangun pemerintahan Belanda mengikuti model yang dibangun di negara Eropa.
Ketinggian saluran air tersebut sekitar satu meter lebih. Sementara saluran air yang dibangun saat ini hanya sekitar 40 centimeter.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi berkesempatan menyusuri lorong saluran air peninggalan Belanda tersebut di titik akhir Jalan Arif Rahman Hakim pada akhir pekan lalu. Keberadaan lorong saluran air bawah tanah ini dapat menjadi wisata petualangan dan heritage seperti tubing dan susur gua buatan.
Syaratnya kata Fahmi, warga tidak lagi membuang limbah domestik ke saluran tersebut agar lorong steril. Sehingga lorong bawah tanah itu terjaga kebersihannya
Di sisi lain, berdasarkan data yang dihimpun tim Peneliti Spelca Sukabumi, lorong serupa hanya ada di lima kota di indonesia yakni Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, dan Kota Sukabumi. Sehingga tidak semua kota di indonesia mempunyai lorong seperti ini.
Ketua Tim Peneliti Spelca Bumi, Ferry mengatakan, Sukabumi salah satu kota yang mendapat referensi para arsitektur pada zaman kolonial Belanda, untuk dibuatkan lorong. Diperkirakan ada 27 titik terdiri dari lorong dan bunker peninggalan Belanda di Wilayah Kota sukabumi. Oleh karena itu diperlukan keseriusan, baik stakeholder maupun masyarakat untuk bisa menggali sejarah.