Senin 26 Aug 2019 09:32 WIB

Kemenag Aceh Apresiasi Peran Ikatan Alumni Timur Tengah

Kemenag Aceh menilai Ikatan Alumni Timur Tengah berperan di masyarakat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah pengunjung yang datang dari berbagai daerah berada di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (22/6).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah pengunjung yang datang dari berbagai daerah berada di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh menjalin kerja sama dengan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) dalam bidang pendidikan dan Kegiatan Keagamaan. K

erja sama meliputi sosialisasi pendidikan, pembinaan majelis taklim, penguatan penyelanggaraan haji umrah, dan pelatihan tahsin Alquran, dan mawarits. 

Baca Juga

Komitmen kerja sama ini dikukuhkan melalui penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Kakanwil Kemenag Aceh, M Daud Pakeh dan Ketua IKAT Aceh, Fadhil Rahmi, pada Mubes ke 3 IKAT Aceh.

Penandatanganan MoU ini juga disaksikan sesepuh IKAT,  Prof Azman Ismail,  Wakil MPU Aceh,  Tgk Faisal Al, Tokoh Muhammadiyah Aceh,  Aslam Nur, dan seluruh anggota IKAT Aceh yang hadir pada kegiatan tersebut di Aula Mahkamah Syariah Aceh, Banda Aceh, Ahad (25/8).

"Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat dan mendukung Kegiatan Pendidikan  dan Keagamaan  di dalam Provinsi Aceh," kata Daud Pakeh melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Senin (26/8).

Nota Kesepahaman tersebut berlaku selama 10 tahun sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang atas persetujuan Kedua Belah Pihak. 

Daud mengatakan, IKAT mempunyai peran penting sebagai salah satu lembaga yang intens dalam melakukan syiar keagamaan di Aceh. "Peran IKAT sangat sentral terutama kontribusi pengembangan keagamaan dan juga memberikan sosialisasi kepada siswa madrasah di Aceh untuk melanjutkan pendidikan di Timur Tengah," kata Daud.  

Menurut Daud IKAT juga dapat menjadi jembatan penghubung untuk siswa melanjutkan pendidikan di Timur Tengah, mengingat tingginya minat siswa dan santri di Aceh untuk melanjutkan studi di sana.

Untuk itu Daud meminta IKAT Aceh terlibat dalam proses pembinaan guru pendidikan Agama Islam di Aceh. Terutama dalam bidang tahsin Alquran dan pendidikan ilmu mawaris.  

Selain itu, mahasiwa Aceh yang belajar di Timur Tengah juga perlu membantu jamaah haji Aceh dalam pelaksanaan ibadah haji,  sehingga tidak tertipu oleh agen yang tidak resmi. Daud berharap, IKAT juga bisa aktif terlibat dalam sosialisasi haji. "Dan pembekalan manasik haji dan Kanwil siap menfasilitasinya," katanya.

Daud memastikan, hadirnya IKAT Aceh tentu memiliki harapan tersendiri bagi masyarakat.  IKAT Aceh diharapkan menjadi suluh di tengah kegelapan, menjadi duta kedamaian dengan menjalankan atau mendakwahkan metode moderat dan tidak sekuler serta ekstrem dalam berdakwah. "Pesan ini yang kami tahu selalu digaungkan al-Azhar Mesir.  Maka sepatutnya para alumni membawa risalah tersebut di bumi Aceh," katanya. 

Untuk itu, alumni Timur Tengah dapat mengambil peran penuh dalam membrantaskan buta aksara Alquran, IKAT Aceh memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan pemerintah Aceh atau kementerian Agama.  

"Kami juga akan membahas dengan bidang pendidikan madrasah untuk bekerjasama dalam hal ini, tahsin Alquran bagi guru di daerah perbatasan dan merata ke seluruh Aceh," ujar Daud Pakeh. 

Ketua IKAT Aceh, M Fadhil Rahmi menyambut baik MoU tersebut, dan diharapkan dapat diteruskan kepada Ketua IKAT terpilih di masa mendatang. "Terimakasih untuk sahabat saya Anggota IKAT se-Aceh yang telah membantu dan mendukung program IKAT selama ini," katanya.   

IKAT Aceh  melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) ke 3 di Aula Mahkamah Syariah di Banda Aceh, pada Ahad (25/8). Mubes tersebut dihadiri Anggota IKAT dari seluruh Aceh, sesepuh IKAT, dan sejumlah tamu undangan lainnya. 

Pada kesempatan tersebut, IKAT Aceh memilih nahkoda baru menggantikan Tgk Fadhil Rahmi yang telah habis masa jabatan dan juga terpilih sebagai salah satu anggota DPD RI perwakilan Aceh.

Pada kesempatan tersebut, IKAT juga mengadakan bincang santai dengan tema "Harapan Umat kepada Alumni Timur Tengah" yang menghadirkan sesepuh IKAT, Prof Azman Ismail, Ketua Nahdhatul Ulama Aceh, Lem Faisal, Pimpinan Muhammadiyah Aceh, DR Aslam Nur,  Kakanwil Kemenag Aceh,  H M Daud Pakeh dan Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Usamah el Madany sebagai pemateri.

 

Ali Yusuf

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement