REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menghadapi musim kemarau tahun ini yang berpotensi berlangsung lebih panjang sejumlah daerah mulai melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak bencana kekeringan. Di Kabupaten Semarang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengimbau dukungan swasta maupun lembaga non-pemerintah lainnya untuk berperan dalam mengupayakan akses air bersih bagi warga yang terdampak.
Menurutnya, di wilayah Kabupaten Semarang, setidaknya sudah ada enam wilayah kecamatan yang berpotensi mengalami bencana kekeringan cukup parah, jika musim kemarau kali ini berlangsung lebih panjang. Ke-enam wilayah yang berpotensi mengalami dampak musim kemarau lebih panjang tersebut meliputi Kecamatan Pringapus, Bancak, Bringin, Bawen, Suruh serta Kecamatan Ungaran Timur.
"Dari enam kecamatan tersebut, Bringin tercatat menjadi kecamatan yang terdampak cukup parah hingga bulan Agustus ini," kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, Senin (26/8).
Heru mengatakan, Pemkab Semarang dalam mengantisipasi dampak bencana kekeringan tahun ini hanya mengalokasikan bantuan air bersih hingga 307 tangki. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 1,5 juta liter.
Hingga Agustus 2019 ini, cadangan air bersih untuk antisipasi bencana kekeringan tersebut telah terserap sekitar 35 persen. "Di sisi lain kami masih menghadapi puncak musim kemarau bulan September," jelasnya.
Heru juga mengapresiasi dukungan pihak non-pemerintah yang telah berkoordinasi dengan BPBD untuk berpartisipasi mengulurkan bantuan air bersih bagi warga terdampak di Kabupaten Semarang.
"Yang terkini, Ikatan Notaris dan PPAT Kabupaten Semarang sudah berkoordinasi dengan kami, untuk ikut membantu air bersih bagi warga yang membutuhkan akses air bersih," tambahnya.
Heru berharap, dukungan dari pihak di luar pemerintahan sangat perlu dalam membantu mengupayakan air bersih bagi warga yang membutuhkan.
Belajar dari pengalaman tahun 2018, BPBD Kabupaten Semarang menyiapkan alokasi bantuan air bersih untuk menanggulangi bencana kekeringan hingga 308 tangki air bersih. Masing- masing tangki berkapasitas 5 ribu liter.
Tangki sebanyak 308 tapi tidak cukup. Pasalnya, kebutuhan air mencapai 600-an tangki atau hampir dua kali lipat. Karena saat itu musim kemarau juga berlangsung lebih panjang di Kabupaten Semarang.
"Sehingga, BPBD Kabupaten Semarang harus meminta bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah serta dukungan dari sektor dunia usaha atau perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang," tambah Heru.