REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Yen menguat pada perdagangan Senin (26/8) pagi, karena investor berbondong-bondong ke aset safe-haven setelah peningkatan tajam dalam perang perdagangan AS-Cina. Perang dagang kedua negara menghancurkan kepercayaan investor dan menggelapkan prospek ekonomi global.
Sementara, yuan juga jatuh di perdagangan luar negeri. Yuan terbebani ekspektasi perlambatan yang lebih dalam di China karena dua ekonomi terbesar dunia itu saling berbalas tarif perdagangan. Franc Swiss dan emas, dua aset yang dicari selama masa penghindaran risiko tinggi, melonjak di awal perdagangan Asia.
Pasar keuangan diprediksi fluktuatif karena investor cenderung mengalihkan uang dari saham ke aset yang kurang berisiko, seperti utang, emas, dan mata uang safe-haven. "Spekulan datang ke pasar sangat awal untuk menekan dolar AS/yen," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities di Tokyo.
Saham-saham AS jatuh pada Jumat (23/8) ketika Presiden Donald Trump mengumumkan bea tambahan lima persen atas 550 miliar dolar AS barang-barang Cina. Keputusan ini disampaikan beberapa jam setelah Beijing meluncurkan tarif pembalasan atas produk-produk AS senilai 75 miliar dolar AS.