Senin 26 Aug 2019 13:01 WIB

Bupati Sragen Mundur Sebagai Kader, Gerindra Cuek

Gerindra tidak akan merespons surat pengunduran yang diajukan Bupati Sragen.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Pengunduran diri Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sebagai kader Gerindra mendapat respons dingin dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jateng. Sekjen DPD Gerindra Jateng Sriyanto Saputro menegaskan, Gerindra tidak akan merespons surat pengunduran yang diajukan oleh Yuni.

Penegasan itu disampaikan oleh Sriyanto saat dihubungi Joglosemarnews.com, Senin (26/8). Ia mengatakan bahwa mundur dari partai adalah hak setiap orang atau kader dan tidak perlu direspons atau dijawab dengan tertulis.

Termasuk terhadap pengunduran diri Bupati Sragen, menurutnya juga tidak perlu direspons oleh partainya. “Dulu kita juga tidak maksa dia (Yuni) untuk gabung ke Gerindra. Jadi, tidak perlu direspons kalau dia mau mundur,” paparnya.

Sriyanto mengungkapkan Yuni bergabung ke Gerindra tahun 2016 ketika membutuhkan rekomendasi untuk mencalonkan bupati di Pilkada Sragen 2016. Berkat rekomendasi Gerindra, Yuni diusung bersama PKS dan akhirnya memenangi Pilkada Sragen 2016.

Sriyanto menyebut pengunduran diri Yuni tidak disikapi berlebihan oleh Gerindra. Partainya tidak menyesalkan, menangisi atau meratapi bakal ditinggal Yuni. Karena bagi Gerindra hal itu sudah biasa dialami ketika ada kader mendekat dan ketika sudah besar ingin hengkang.

“Bagi Gerindra dan Pak Prabowo, dikhianati, dibohongi itu sudah biasa. Dulu kalau Gerindra tidak merekomendasi orang yang bernama Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mungkin dia juga tidak akan bisa terpilih jadi Bupati,” kata Sriyanto.

Lebih lanjut, Sriyanto memandang pengunduran diri Yuni sebenarnya tak sekadar karena beda sikap di Pemilu 2019. Menurut dia, gelagat itu sudah dirasakan ketika di Pilgub Jateng 2018 yang dinilai juga tak membantu.

“Di Pileg kemarin pun, kami juga berjuang sendiri dan alhamdulillah juga bisa menang. Itulah Gerindra, kami memang tidak pernah menekan kepala daerah kami untuk intervensi camat sampai lurah demi kepentingan politik,” Sriyanto menegaskan.

Apakah Gerindra sakit hati merasa ditinggal atau hanya jadi pelampiasan dan dibutuhkan ketika dalam kesulitan? “Biar masyarakat yang menilai saja Mas,” pungkas Sriyanto

The post appeared first on Joglosemar News.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement