REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan momentum masuknya arus modal ke negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan sektor investasi di Indonesia. Sri Mulyani mengatakan Indonesia mendapatkan arus modal yang meningkat signifikan sejak Mei 2019, usai berakhirnya pemilu, karena pengaruh daya tarik ekonomi domestik.
"Kita harus kerja lebih keras agar inflow bisa diterjemahkan kepada pertumbuhan investasi," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN KITA di Jakarta, Senin (26/8).
Selain itu, menurut dia, faktor ketidakpastian ekonomi global juga telah membuat modal asing tersebut sebagian besar masuk kepada instrumen surat berharga negara maupun saham. Namun, Sri Mulyani mengharapkan arus modal tidak hanya masuk kepada instrumen portofolio, tetapi juga mempengaruhi peningkatan investasi pada sektor riil.
Berdasarkan catatan, sektor investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada semester I-2019 hanya tumbuh 5,02 persen. Pencapaian ini belum sepenuhnya memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi hingga pertengahan tahun 2019 yang masih didukung oleh konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
"Investasi masih belum tumbuh optimal. Sektor bangunan masih terjaga seiring keberlanjutan pembangunan infrastruktur, namun penurunan harga komoditas primer mempengaruhi kinerja investasi mesin," ujarnya.
Untuk meningkatkan kinerja investasi, ia memastikan pemerintah terus melakukan reformasi kebijakan agar kepercayaan investor terhadap persepsi ekonomi Indonesia makin meningkat.
"Kepercayaan ini terus kita pelihara, dengan melahirkan arah dan kebijakan agar modal asing dan modal dalam negeri tetap konstan kuat, meski ada masalah global," ujarnya.