Senin 26 Aug 2019 18:13 WIB

Ini Lokasi Persis Ibu Kota Baru di Kaltim

Jokowi memilih menggunakan 180 ribu hektare lahan untuk kawasan ibu kota baru.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
(Dari kiri) Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Kaltim Isran Noor, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, berfoto bersama seusai memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
(Dari kiri) Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Kaltim Isran Noor, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, berfoto bersama seusai memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor menyebutkan bahwa kawasan yang akan dijadikan ibu kota baru Indonesia terbentang di Bukit Soeharto, tepatnya di Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). 

Kawasan ini memang dipilih lantaran memiliki infrastruktur dasar yang relatif memadai, terlebih diapit dua kota besar di Kalimantan Timur yakni Samarinda dan Balikpapan. Kawasan Bukit Soeharto juga tak jauh dari pusat transportasi seperti pelabuhan dan bandara. 

Baca Juga

"Bukit Soeharto itu adalah bukit produksi, hutan lindung fungsinya, dan sebagian lagi digunakan untuk hutan riset. Kemudian di selatannya ada namanya kawasan konservasi yaitu untuk pengembangan dan kepentingan orang utan itu," kata Isran di Istana Negara, Senin (26/8). 

Bila dirinci, ujar Isran, Bukit Soeharto sendiri memiliki luas 68 ribu hektare. Ditambah dengan lahan yang berada di Semboja seluas 55 ribu hektare dan lahan di Sepaku seluas 150 ribu hektare.  Dengan begitu luas total lahan yang siap dijadikan ibu kota baru menyentuh 230 ribu hektare. 

Namun Presiden Jokowi memilih menggunakan 180 ribu hektare lahan untuk dijadikan kawasan ibu kota baru, demi tetap mempertahankan kawasan hutan penyangga. Pada tahap awal, pembangunan gedung-gedung pemerintahan hingga perumahan pegawai dan fasilitas pendukung akan memanfaatkan lahan seluas 40 ribu hektare. 

Dalam konferensi pers di Istana Negara, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur telah melalui proses kajian yang panjang. Pembangunan ibu kota baru yang akan memakan biaya Rp 466 triliun juga disebut tidak akan terlalu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement