REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan Prof Akmal Taher mengatakan tanaman Bajakah berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat namun saat ini belum teruji secara klinis sebagai penyembuh kanker.
"Potensinya ada, tapi sulit pada titik ini untuk mengklaim bahwa tanaman Bajakah bisa menyembuhkan kanker," kata Akmal di Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin (26/8).
Akmal menjelaskan potensi yang dimaksud adalah hasil penelitian awal di laboratorium yang dilakukan oleh siswa SMAN 2 Palangka Raya Kalimantan Tengah.
Siswa-siswi tersebut, yakni Anggina Rafitri, Aisya Aurealya Maharani, dan Yazid menguji coba khasiat air rebusan Bajakah yang diberikan pada hewan mencit yang disuntikkan sel tumor.
Penelitian membuktikan tumor pada mencit berangsur menghilang setelah meminum air rebusan Bajakah.
Namun Prof Akmal mengatakan hal tersebut baru pengujian terhadap hewan. Sementara membutuhkan banyak tahapan proses penelitian lainnya yang harus dilalui hingga akhirnya benar-benar bisa diaplikasikan pada pasien dalam jumlah yang banyak.
Akmal mengategorikan tanaman Bajakah sebagai obat tradisional yang aman, namun untuk mengetahui khasiatnya perlu pendalaman lebih lanjut.
"Ini obat tradisional, sudah dipakai berpuluh bahkan beratus tahun oleh nenek moyang kita, biasanya cukup aman. Kalau ada efek samping nenek moyang kita tidak akan mau pakai," kata dia.