REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Susy Susanti mengatakan, satu gelar juara di pentas Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis (World Championship) 2019 sesuai dengan yang ditargetkan. Indonesia memang memasang target satu medali emas dalam kejuaraan bergengsi itu.
"Pastinya hasil ini sesuai target. Target satu gelar ternyata dari ganda putra yang memang menjadi andalan. Sebenarnya kami prediksi peluang datang dari Minions (julukan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon), justru pasangan Daddies (Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan) yang dapat. Tetapi yang penting Indonesia,” ujar Susy ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (26/8).
Untuk sektor lainnya, menurut Susy, ada yang sesuai target, ada yang kurang. Total, Indonesia mendapatkan satu medali emas dan dua perunggu. Medali perunggu diraih pasangan ganda putra Indonesia lainnya Fajar Alfianto/Muhammad Rian Ardianto dan ganda putri atas nama Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
“Bagi Fajri (Fajar/Rian) ini hasil yang bagus, setelah sempat tampil bagus di Asian Games 2018. Fajri kemudian menurun, sering gagal sebelum delapan besar. Dengan medali perunggu akan meningkatkan mental bagi Fajar/Rian,” kata Susy.
Sebenarnya, lanjut Susy, Fajri adalah pemain muda harapan Indonesia. Namun ganda putra Pelatnas PBSI ini belum konsisten.
"Dengan hasil ini mulai kembali lagi rasa percaya diri, ada keinginan kuat. Mereka juga membuktikan diri layak di elite dunia dan itu baik sekali. Kekuatan ganda putra cukup baik, kans penuhi kuota Olimpiade 2020 saat ini ada tiga pasang, berharap semua terbaik," kata Susy. "Sebagai pemain muda pasti akan termotivasi lagi, konsistensi harus terus dijaga di setiap pertandingan yang diikuti.”
Susy melihat ganda putri Greysia/Apriyani bisa ke semifinal melewati target secara pribadi. “Namun pasangan ganda putri lainnya berharap ada peningkatan ternyata belum mampu. Pasti akan ada evaluasi.”
Adapun ganda campuran sebetulnya punya peluang hingga semifinal, namun belum sesuai target minimal masuk delapan besar. "Tunggal putri ada progress, Jorji (Gregoria Mariska) kalah matang dari Ratchanock Intanon, jorji main luar biasa, saat poin kritis kurang konsistensi, fokus hilang, harus ditingkatkan lagi,” jelas Susy.
Jorji, lanjut Susy, masih suka terlalu terburu-buru ingin cepat menang. Saat kalah di set kedua suka terbawa dan di set ketiga belum bisa keluar, langsung jatuh mentalnya, bukan kalah fisik. "Fitriani juga tidak jelek, hanya kalah power dan pengalaman lawan-lawan unggulan,” kata Susy menambahkan.
Sementara, tunggal putra berpeluang bisa ke semifinal, sayang sekali Jonatan Christie tidak bisa manfaatkan kesempatan. "Kedua pemain tunggal kita, Jonatan dan Anthony Ginting, kalah dari Praneth Sai, ini akan menjadi evaluasi. Akan ada pembenahan ke depan bukan performance, tetapi non-teknis, ketegangan, dan lain-lain," ujar Susy menegaskan.