REPUBLIKA.CO.ID, SILVERSTONE -- Kata sial mungin tepat disematkan kepada pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, dalam dua balapan terakhir. Nyaris memenangkan perlombaan di Sirkuit Red Bull Ring dan Silverstone, Marquez justru gagal di tikungan akhir.
Marquez yang mendapatkan julukan Baby Alien itu terlibat pertarungan ketat di Austria dengan pembalap Ducati, Andrea Dovizioso dan pembalap Yamaha, Fabio Quartararo. Start dari posisi terdepan, Marquez mendapatkan perlawanan sengit dari dua pembalap tersebut.
Dovi sempat menyalip Marquez pada tikungan kedua selepas start dan nyaris terlibat tabrakan. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh Quartararo dengan merebut posisi pertama. Namun tak lama, persaingan di posisi depan kembali terjadi antara Marquez dan Dovi.
Persaingan semakin menegangkan ketika memasuki lap terakhir karena terjadi saling salip menyalip. Pada tikungan terakhir jelang garis finis, nasib sial diterima Marquez. Dovi berhasil menyalip Marquez dan keluar sebagai juara dengan catatan waktu 39 menit 34,77 detik. Marquez gagal merusak dominasi Ducati di Red Bull Ring.
Kemenangan Dovi di Austria menjadi sinyal bagi Marquez bahwa pintu juara masih terbuka buat siapa saja. Dovi sebagai pesaing terdekat di klasemen membuat kepercayaan kembali tinggi pasca kemenangan tersebut.
“Ini akan memberi kami energi untuk kelanjutan musim dan untuk pengembangan. Energi membuat banyak perbedaan dan semakin banyak energi, semakin baik,” ujar Dovi usai kemenangannya di Austria, dikutip dari Motorsports, Senin (26/8).
Sial berlanjut di Silverstone, Ahad (25/8). Peristiwanya nyaris sama seperti ketika di GP Austria. Marquez juga gagal juara jelang garis finis. Aktor yang mengalahkannya kali ini bukan Dovi melainkan pembalap Suzuki, Alex Rins.
Di Silverstone, Marquez berhasil merebut pole position sehingga memulai balapan pada posisi terdepan. Rupanya, Rins menjadi lawan terberat di sirkuit kebanggan rakyat Inggris tersebut. Pada putaran kedelapan, Rins berhasil menyalip Marquez meski tak lama posisinya direbut kembali.
Rins kembali berhasil menyalip Marquez saat balapan tersisa dua putaran. Namun, Marquez kembali mengambil posisi terdepan tak berselang lama. Ketika garis finis di depan mata Marquez, di situlah sial menimpa Marquez, Rins melaju cepat dan motornya berhasil menyentuh garis finis terlebih dahulu dengan selisih waktu 0,3 detik dengan Marquez.
Marquez marah karena kalah di tikungan terakhir dalam dua edisi balapan terakhir secara berturut-turut. Kendati demikian, dia menerima dua kekalahan dramatisnya tersebut. Dia juga optimistis peluang juara musim ini tetap terbuka lebar dengan selisih 78 poin dengan Dovi di klasemen.
“Berada dalam sirkuit yang kami perjuangkan. Kami dapat mengatakan bahwa kami berada di bagian terburuk dari kejuaraan, di saat terburuk karena dua balapan berturut-turut dengan hasil terburuk dalam kalender, tempat kedua,” ujar Marquez dikutip dari Crash.
Meski demikian, Marquez mengklaim dirinya mempunyai mental juara. Dua kali bernasib sial tak mempengaruhi dirinya dalam meraih gelar juara musim ini. Menurut dia, kemarahannya hanya sebatas kegagalannya meraih podium tertinggi pada dua balapan terakhir berturut-turut.
"Tapi sekarang bukan tujuan saya untuk memenangkan perlombaan. Tujuan saya adalah memenangkan kejuaraan. Dengan strategi semacam ini kami meningkatkan keunggulan itu dan ini yang paling penting,” ujar Marquez menambahkan.
Marquez menyebut kekalahannya di Silverstone dan di Red Bull Ring sama-sama menyakitkan. Namun jika melihat dampak terhadap selisih poin di klasemen, Marquez mengatakan kekalahannya di Austria lebih menyakitkan dibandingkan di Inggris.