Senin 26 Aug 2019 21:43 WIB

Kadishub Klaim Ganjil-Genap Berdampak Positif

Ia mengatakan, kecepatan kendaraan dan kualitas udara meningkat di Jakarta.

Rep: Umi Soliha/ Red: Israr Itah
Petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat melakukan sosialisasi uji coba perluasan sistem ganjil genap kepada pengendara di kawasan Pramuka, Jakarta, Senin (12/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat melakukan sosialisasi uji coba perluasan sistem ganjil genap kepada pengendara di kawasan Pramuka, Jakarta, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim pelaksanaan uji coba ganjil-genap sejak 7 Agustus lalu membawa dampak positif bagi Ibu Kota. Ia mengatakan, kecepatan kendaraan dan kualitas udara meningkat di Jakarta, terutama di ruas-ruas jalan yang diberlakukan aturan ganjil-genap.

"Yang mendorong diterapkannya perluasan ganjil genap ini untuk memperbaiki kualitas udara di DKI Jakarta dan mengurangi kemacetan," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Senin (26/8).

Baca Juga

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kecepatan kendaraan meningkat dari 25,6 km/jam menjadi 28,16 km/jam. Peningkatan kecepatan kendaraan tersebut juga berdampak pada waktu tempuh yang semakin pendek, yakni dari rata-rata 16,46 menit menjadi 15,20 menit.

Ia juga mengatakan, volume kendaraan yang melewati lokasi penerapan ganjil - genap pun mengalami penurunan sebanyak 20 persen. Sedangkan, penggunaan transportasi umum, Trans Jakarta mengalami kenaikan dari 427 penumpang menjadi 531 penumpang.

"Penggunaan Trans Jakarta juga mengaku peningkatan sebanyak 20 persen," ujaranya.

Selama masa uji coba ini, Syafrin juga menginformasikan, kualitas udara di sekitar lokasi penerapan ganjil-genap semakin membaik. Berdasarkan pantauan, jelasnya, Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Bundaran Hotel Indonesia (HI) menunjukkan angka PM 2.5 sebesar 12ug/m3 atau 18,9 persen.

Meskipun penerapan perluasan ganjil-genap diklaim menghasilkan dampak positif. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abu Bakar mengatakan, dampak yang dibeberkan oleh kadishub DKI kurang signifikan. Menurutnya, penerapan sistem ganjil-genap merupakan kebijakan jangka pendek.

"Sistem ganjil-genap ini pendekatan jangka pendek, perlu ditinjau kembali," ata dia.

Ia mengatakan, akan efektif jika dilakukan pendekatan yang menyasar kantong para pengguna kendaran, seperti melakukan penerapan jalan berbayar dan parkir berbayar. "Misalnya dengan adanya parkir berbayar mereka akan berpikir kembali jika menggunakan kendaraan pribadi mengingat biaya yang akan mereka keluarkan tidak sedikit,"kata dia.

Ia juga menyarankan, dalam penerapan kebijakan tersebut jangan banyak pengecualian karena tidak akan berdampak secara signifikan. Sebelumnya, Dishub DKI telah menerapkan uji coba perluasan sistem ganjil genap sejak 7 Agustus lalu. Ada 16 titik tambahan yang terdampak sistem ganjil-genap ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement