Bahkan keberadaan ulama itu di Cirebon lebih dulu dari Syekh Nurjati atau Syekh Datuk Kahfi (mensyiarkan Islam di Cirebon sekitar abad ke-12 atau abad ke-13) yang juga guru Sunan Gunung Jati dari Baghdad.
Ulama asal Baghdad itu adalah Syekh Syarif Abdurrahman atau dikenal masyarakat Cirebon dengan nama Ki Lobama.
Senin (26/8) Republika,co.id menyambangi situs bersejarah Pangeran Sedang Lautan atau disebut warga sekitar situs Ki Lobama yang berada di Desa Mundu Mesigit, Kecamatan Mundu, Cirebon.
Situs Pangeran Sedang Lautan ini berada dibawah pengelolaan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten. Di situs inilah terdapat beberapa makam tokoh Cirebon, yang paling tua adalah makam Syarif Abdurrahman atau Ki Lobama.
“Nama aslinya Syekh Syarif Abdurrahman dari Baghdad, beliau ini diperkirakan abad ke sebelas berada di sini,” tutur juru pelihara situs Pangeran Sedang Lautan, Raden Taufiq, saat berbincang dengan Republika,co.id pada Senin (26/8).
Menurut Raden Taufiq, keberadaan Ki Lobama di Cirebon sejak abad ke-11 Masehi berdasarkan penelitian tim arkeologi di situs itu sekitar 2007. Penelitian pada struktur bangunan masjid yang berada di area situs itu, kayu, serta makam diperkirakan Ki Lobama hidup pada masa Singasari. Meski demikian, tak dapat diketemukan kapan persisnya tanggal dan tahun wafat Ki Lobama.
Juru Pelihara Situs Pangeran Sedang Lautan tengah membersihkan area situs.
“Terdeteksi dari struktur bangunan itu kan seperti ramping seperti candi Jawa Timuran, dari kayunya juga itu abad kesebelas. Mungkin dengan Syekh Nurjati itu hanya berbeda beberapa puluh tahun saja karena Syekh Nurjati sekitar abad ke-12 atau 13, ” katanya.
Memang menurut Raden Taufiq, dalam berdakwah Ki Lobama berpusat di Cirebon. Nama Ki Lobama sendiri berasal dari penyebutan santri-santrinya yang kebanyakan berasal dari Sunda. Terlebih menurut Raden Taufiq wilayah Mundu dulunya masih merupakan daerah kekuasaan Galuh Pakuan. Ki Lobama merupakan singkatan dari Kiai Nu Loba Elmu Agamana atau Kiai yang banyak ilmu agamanya.
Berdasarkan kisah turun temurun, menurut Raden Taufiq, Ki Lobama merupakan ulama yang begitu disegani. Terdapat beberapa santrinya yang masih berdarah biru yakni Pangeran Selarasa, Pangeran Sela ganda, Pangeran Selasuara, dan Nyi mas Angrum Sari.
Konon, tiga santri laki-lakinya itu berasal dari seberang Pulau Jawa. Santri-santrinya itu pulalah yang dikisahkan dapat menaklukkan kerajaan Gemulung yang berada di Selatan Jawa. Meski demikian dari santri santrinya itu hanya Pangeran Selarasa yang makamnya ditemukan berada di area situs Pangeran Sedang Lautan.
Sementara itu situs Pangeran Sedang Lautan baru ditetapkan sebagai situs cagar budaya pada 2007. Pada 2010 situs tersebut pernah dilakukan perbaikan. Kini situs Pangeran Sedang Lautan kerap didatangi peziarah dari berbagai daerah.