REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai risiko kredit menjadi hambatan penurunan suku bunga perbankan. Sebab profil risiko kredit calon debitur mempengaruhi pemberian tingkat suku bunga kredit kepada nasabah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui kondisi tersebut sedang dialami para pelaku usaha. “Kami menyerukan agar permasalahan tersebut segera diurai guna mendorong pertumbuhan kredit dunia usaha,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/8).
Perry menggambarkan jika angsuran lancar maka perbankan cenderung menawarkan bunga rendah. Sebaliknya, jika angsuran macet maka perbankan cenderung mematok bunga tinggi.
“Bunga tinggi tersebut digunakan untuk menutup risiko pembiayaan macet. Makanya ini yang sama-sama BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah, dan dunia usaha selesaikan,” ucapnya.