Selasa 27 Aug 2019 12:05 WIB

Pedagang Gunung Tangkuban Parahu Gelar Istighatsah

Pedagang berdoa agar Tangkuban Parahu tidak erupsi lagi dan mereka bisa berdagang.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu (3/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sejak erupsi Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (26/7) lalu hingga saat ini, taman wisata Tangkuban Parahu masih ditutup untuk masyarakat umum yang hendak berkunjung. Ratusan pedagang yang berjualan di Gunung Tangkuban Perahu pun menggelar istighatsah beberapa hari.

Warga yang sebagian besar pedagang di Gunung Tangkuban Parahu berdoa di depan gerbang masuk. Mereka mulai berdoa sejak pukul 09.00 Wib meminta agar erupsi segera berakhir, sehingga pedagang bisa kembali berjualan.

Baca Juga

Pengelola taman wisata Gunung Tangkuban Parahu, Putra Kaban, mengungkapkan pihaknya bersama para pedagang menggelar istighatsah tiga hari berturut-turut di depan gerbang masuk Gunung Tangkuban Parahu. "Kami istighatsah selama tiga hari, upaya kami meyakinkan kepada masyarakat dan pedagang agar sabar dan berdoa di istigasah," ujarnya ditemui di Gunung Tangkuban Perahu, Selasa (27/8).

Para pedagang sudah mengeluhkan kondisi Gunung Tangkuban Ptrahu yang ditutup satu bulan terakhir. Namun, erupsi yang terjadi menyangkut alam, sehingga tidak bisa berbuat banyak.

"Ini alam, tidak ada jalan lain kecuali berdoa," katanya. Dia berharap agar para pedagang diberi kesabaran dan introspeksi diri agar segala kesalahan yang dilakukan tidak terulang kembali.

Putra menyebut ditutupnya Gunung Tangkuban Parahu membuat kerugian bagi pedagang. Namun, ia mengaku tidak etis menyebutkan angka kerugian selama satu bulan ditutup. "Saya tidak etis ngomong (kerugian)," katanya.

Jumlah pedagang yang berjualan di Gunung Tangkuban Parahu mencapai 5.000 orang. Sementara pengunjung yang datang ke Tangkuban Parahu sebelum erupsi terjadi mencapai ribuan.

Salah seorang pedagang oleh-oleh makanan, Sri berharap agar erupsi Gunung Tangkuban Parahu segera selesai dan objek wisata kembali dibuka. Sebab, selama satu bulan lamanya ia bersama suaminya tidak bisa berjualan.

"Saya biasa berjualan di Gunung Tangkuban Parahu sama suami. Sebulan ini tidak karena ditutup," katanya. Dia mengaku memilih tidak berjualan di tempat lain dan lebih memilih di rumah. Sehari-hari Sri mengandalkan tabungan untuk bertahan hidup.

Sementara itu, kata dia, sebagian warga memilih berjualan di tempat lain seperti di Subang. Namun, sebagiannya lagi beralih profesi menjadi buruh bangunan dan pekerjaan lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement