REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Depok mencatat ada 68 peristiwa kebakaran dan 109 penanggulangan bencana dan penyelamatan sepanjang Januari hingga Juli 2019. Penyebab utama peristiwa kebakaran yakni korsleting listrik.
Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok, Gandara Budiana mengatakan, peristiwa kebakaran tertinggi menimpa tempat tinggal, dengan menghanguskan sebanyak 23 rumah, untuk tempat usaha ada 13 titik, serta tempat lainnya ada 32 titik.
"Berdasarkan data ada 68 peristiwa kebakaran hingga Juli 2019, dengan penyebab kebakaran karena arus pendek atau korsleting listrik," ujar Gandara di Kantor Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok, Selasa (27/8).
Menurut Gandara, peristiwa kebakaran paling banyak terjadi pada Juli yakni 26 kejadian, antara lain kebakaran menimpa tujuh rumah, lima kios usaha, dan 14 lokasi lainnya. Lalu sebanyak 15 kebakaran terjadi di Juni 2019. "Selain arus pendek, biasanya kebakaran juga disebabkan karena kebocoran tabung gas," terangnya.
Gandara menambahkan, selama tujuh bulan ini, si jago merah telah memakan 13 korban jiwa dan luka-luka. Dari data yang dihimpun, kerugian terberat ada pada Februari 2019, yakni sekitar Rp 15 juta.
"Pada tahun ini ada penurunan jumlah peristiwa kebakaran di Kota Depok. Walaupun ada penurunan, kami meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat ingin pergi harus mewaspadai kompor gas dan aliran listrik. Cek dengan teliti apakah kondisi rumah atau kios usaha sudah dalam keadaan aman," jelas Gandara.