Rabu 28 Aug 2019 04:04 WIB

Pribadi Muslim

Betapa sederhananya pribadi seorang Muslim yang digambarkan Rasulullah SAW

Umat Islam
Umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Suprianto

Dalam sebuah majelis, Rasulullah SAW pernah ditanya para sahabat. ''Ya Rasulullah, apa ciri-ciri pribadi Muslim?'' Rasulullah menjawab, ''Ciri-ciri Muslim itu, apabila dia melihat kamu, maka dia mendekat kepadamu, kemudian dia menyegerakan salam. Lalu kau lihat tampak pada wajahnya selalu tersenyum. Lalu, dia akan lebih awal menjulurkan tangannya untuk bersalaman. Kalau kau dekat dengan dia, kau mencium wanginya. Kalau kau bicara dengan dia perhatikan baik-baik, pasti dia mengajakmu selamat dunia akhirat. Mau berbicara tentang apa saja, pada akhirnya mengajak kamu selamat di akhirat. Kalau berurusan dengannya, dia permudah. Itulah ciri-ciri pribadi Muslim.'' (Muttafaq 'Alaih).

Betapa sederhananya pribadi seorang Muslim yang digambarkan Rasulullah SAW di atas. Gambaran tadi kelihatannya sangat ringan, namun dalam praktiknya berat dilakukan. Intinya, seseorang baru bisa dikatakan Muslim kalau orang lain merasanya aman dari tangan, lisan, dan perbuatannya. Pribadi Muslim selalu dekat dengan Allah.

Orang kalau sudah mendekat kepada Allah, maka akan sayang dengan makhluk Allah. Orang kalau sudah sujud, dia berdoa dengan rasa takut, dengan berharap amat sangat, dampaknya dia akan senang berbuat kebaikan.

Seorang Muslim itu laksana cahaya. Kalau dia sudah bercahaya, pasti menerangi kanan-kirinya karena dia mengakses nur Allah. Seorang Muslim menerangi bukan hanya hatinya, tapi pikirannya, pendengarannya, tingkah lakunya, pakaiannya, rezekinya, rumahnya, kamarnya, tamannya. Di manapun dia berada membawa cahaya, dan cahaya itu tidak bisa dikalahkan dengan kegelapan.

Seorang pribadi Muslim meyakini adanya hari akhirat, dia menjadikan, dunia ini untuk akhiratnya. Hidupnya untuk Yang Mahahidup. Bukan hidup untuk hidup, yang pada akhirnya berlomba-lomba untuk menjadikan semuanya komoditas. Sehingga, mengejar popularitas, jabatan, dan kekayaan.

Seorang pribadi Muslim tahu, waktu yang diberikan Allah ini sempit untuk di dunia. Makanya seorang Muslim ingin membuat kenangan yang panjang. Wa ammaa bini'mati robbika fahaddits (Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya [dengan bersyukur). (QS Adh Dhuhaa [93]: 11)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement