Rabu 28 Aug 2019 09:14 WIB

Bolsonaro: Macron Harus Tarik Kembali Hinaannya pada Brasil

Langkah Bolsonaro atasi kebakaran Amazon diawasi ketat pemimpin negara lain.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (tengah) berbicara pada wartawan di luar kediaman resmi kepresidenan Alvorada Palace, Brasilia, Brasil, Selasa (27/8).
Foto: Antonio Cruz/Agencia Brasil via AP
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (tengah) berbicara pada wartawan di luar kediaman resmi kepresidenan Alvorada Palace, Brasilia, Brasil, Selasa (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan sebelum ia mempertimbangkan menerima bantuan G-7 untuk mengatasi kebakaran hutan Amazon, ia ingin Presiden Prancis Emmanuel Macron menarik kembali hinaannya. Kedua pemimpin itu bersitegang karena perbedaan pandangan dalam perubahan iklim.

"Sebelum kami mulai melakukan pembicaraan atau menerima apa pun dari Prancis, pertama-tama Macron harus tarik kembali hinaannya, ia menyebut saya sebagai pembohong, dia harus tarik lagi kata-kata itu lalu kami bisa bicara," kata Bolsonaro, Rabu (28/8).

Baca Juga

Ketegangan antarkedua pemimpin negara itu berujung urusan pribadi. Beberapa hari terakhir ini mereka perang kata-kata di media. Bolsonaro mengejek istri Macron dan menuduh presiden Prancis itu tidak menghormati kedaulatan Brasil.

Macron sebelumnya menyebut Bolsonaro seorang pembohong. Dia juga mengatakan mungkin perempuan Brasil malu memiliki presiden seperti dia setelah Bolsonaro mengejek istrinya. Kebakaran hutan di Amazon menjadi krisis terburuk yang dihadapi pemerintah Bolsonaro.

Pemimpin konservatif tersebut kehilangan dukungan di dalam negerinya sendiri. Karena tanggapannya terhadap kebakaran hutan Amazon dan pandangannya terhadap perubahan iklim, ia juga semakin terisolasi di panggung internasional.

Langkah-langkah Bolsonaro dalam mengatasi kebakaran hutan Amazon diawasi ketat pemimpin-pemimpin negara lainnya yang semakin khawatir dampak kebakaran itu pada perubahan iklim. Kebakaran itu dapat mengancam kesepakatan perdagangan Brasil dan sektor pertanian yang saat ini sangat penting ketika perekonomian negara Amerika Latin itu sedang dilanda resesi.

photo
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte Macron melambaikan tangan pada media dalam KTT G-7 sebelum makan malam di Biarritz, Prancis, Sabtu (24/8).

Namun bantuan negara-negara G-7 yang diumumkan di Biarritz, Prancis memicu emosi pemerintahan Bolsonaro. Beberapa pejabat pemerintahannya mengungkapkan bersyukur atas bantuan tersebut. Beberapa orang lainnya melihat bantuan itu sebagai sikap kolonial yang ingin mengendalikan Brasil. 

Bolsonaro memicu amarah Macron ketika ia menanggapi unggahan foto di Facebook. Ia membandingkan penampilan istrinya Michelle yang berusia 37 tahun dengan istri Macron, Brigitte.

"Jangan memalukan laki-laki, hahaha," tulis Bolsonaro.

Banyak orang yang mengkritik pernyataan Bolsonaro tersebut. Macron menuduhnya berbohong tentang kebijakan perubahan iklim. Ia juga mengatakan pernyataan Bolsonaro kepada istrinya 'sangat amat tidak pantas'. Tapi kini Bolsonaro yang marah dan menolak bantuan G-7.

"Pertama ia harus tarik kembali, lalu saya akan jawab, tawaran (bantuan) itu," katanya.

Baca juga: Terpaut 25 Tahun, Kemenangan Macron tak Lepas dari Peran Istri

Macron menolak menanggapi pernyataan Bolsonaro itu. Tidak lama dalam rapat kabinet Bolsonaro mengatakan ia tidak memiliki masalah apa pun dengan G-7 kecuali salah satu presiden yang tergabung didalamnya.

Ia juga mengatakan menghargai pekerjaan G-7 dibidang lingkungan. Tapi menurutnya, ancaman terhadap sektor pertanian Brasil akan melukai perekonomian seluruh Amerika Latin. Salah satu pejabat pemerintahan Bolsonaro mengambil sikap yang lebih bermusuhan.

"Di mana pun mereka lewat mereka meninggalkan kehancuran, kebingungan, dan kesengsaraan, jadi mereka tidak bisa memberikan nasihat kepada siapa pun," kata mantan jenderal tentara yang kini menjadi penasihat keamanan Bolsonaro, Augusto Heleno.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement