Kamis 29 Aug 2019 02:55 WIB

Gading Marten Isyaratkan Kriteria Calon Istri

Gading Marten berharap suatu saat ia bisa kembali beristri.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Gading Martin saat ditemui usai konferensi pers RedDoorz di Lume Restaurant Senopati, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Gading Martin saat ditemui usai konferensi pers RedDoorz di Lume Restaurant Senopati, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Setelah bercerai dengan Gisella Anastasia, aktor Gading Marten masih menikmati masa-masa kesendiriannya. Meski kembali melajang, anak aktor kawakan Roy Marten itu berharap suatu saat ia bisa mendapatkan pasangan hidupnya.

“Mudah-mudahan nanti saya nemu (pasangan hidup) juga, nantilah sabar,” kata Gading usai konferensi pers sebuah produk di Lume Restaurant Senopati, Kamis (22/8).

Saat ditanya sosok seperti apa yang dia harapkan untuk menjadi pendamping hidup, Gading hanya mengisyaratkan bahwa perempuan itu harus bisa menambah kebahagiaan dia dan sang buah hati, Gempita Noura Marten. Baginya, tak ada yang lebih berarti dari membahagiakan anak tunggalnya.

“Pokoknya saya sekarang gini, saya bahagia banget nih ya sama Gempi. Jadi kalau ada orang baru, harus nambah bahagia kami, bukan nambah susah,” jelas Gading.

Gading dan Gisel resmi bercerai pada tanggal 23 Januari 2019. Meski tak lagi menjadi suami-istri, Gading mengaku tetap bersahabat baik dengan Gisel.

Pemeran Naga Bonar dalam Naga Bonar Reborn itu mengaku, ia melakukannya semata-mata untuk kebaikan Gempi. Bagaimanapun, menurutnya, dia dan Gisel harus tetap menjadi orang tua yang baik untuk Gempi.

“Gue sama Gisel kan bersahabat banget. Kadang-kadang dia suka nanya, gimana Mas, baik-baik ya, dan lain-lain. Karena sampai kapanpun kami harus tetap bersahabat demi Gempi,” kata Gading.

Gading bahkan tak sungkan meminta bantuan Gisel kala butuh bantuan dalam mendalami perannya sebagai Naga Bonar di film terbarunya. Gisel yang berdarah Batak kemudian mengontak sepupunya untuk mendampingi Gading agar bisa belajar logat Batak.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement