Kamis 29 Aug 2019 11:38 WIB

Presiden Tinjau Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta

Bandara Yogyakarta membantu meningkatkan perekonomian wilayah sekitarnya.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Pesawat komersial Citilink dengan rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pesawat komersial Citilink dengan rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (29/8). Pembangunannya terus dikebut dan saat ini sudah mencapai 70 persen.

Presiden Jokowi tiba di Yogyakarta International Airport sekitar pukul 09.45 WIB, didamping Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Setiba di Yogyakarta International Airport, Jokowi disambut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo, dan Direktur Utama PT AP I Faik Fahmi.

Baca Juga

Faik Fahmi memaparkan kepada Presiden Jokowi dan rombongan, bahwa Yogyakarta International Airport dapat didarati pesawat besar jenis Boeing 777 dan airbus. Sehingga, penerbangan luar negeri bisa langsung mendarat ke Yogyakarta International Airport tanpa harus transit di Bandara Sukarno-Hatta Tangerang, Banten, atau Denpasar, Bali.

"Pesawat besar dari Cina, Jepang, dan Korea bisa langsung mendarat di Yogyakarta International Airport," kata Faik.

Faik juga memaparkan dampak positif pembangunan BIY/YIA, yakni menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi Kulon Progo dan Yogyakarta secara signifikan. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi Kulon Progo hanya berkisar pada 5,2 persen. Tetapi pada Juni 2019, pertumbuhan ekonomi langsung melesat ke 10,6 persen atau setelah beroperasinya BIY/YIA pada 6 Mei 2019.

Pembangunan BIY/YIA juga menyerap tenaga kerja konstruksi proyek, pada saat awal pembangunan bandara mampu menyerap tenaga kerja 6.800 orang. Bandara ini juga menurunkan pengangguran di Kulon Progo, yang awalnya sebesar 3,7 persen pada 2015, turun menjadi 1,4 persen pada 2018.

Keuntungan pembangunan BIY/YIA lainnya, yakni mendukung pengembangan pariwisata dan potensi daerah lain karena BIY/YIA terletak di posisi yang sangat strategis, yaitu berada di tengah Pulau Jawa.

"Adanya terminal kargo juga dapat mendukung jalur logistik wilayah Jawa, khusus Jawa Tengah dan rencananya dibangun Kargo Village," kata Direktur Utama PT AP I Faik Fahmi.

Sejak dioperasikan terbatas pada 6 Mei 2019, jumlah penumpang di BIY/YIA semakin banyak. Pada Mei, jumlah penumpang sebanyak 2.935 orang, Juni sebanyak 27.717 orang, dan Juli sebanyak 27.585 orang.

Jumlah pesawat yang mendarat dan terbang di BIY/YIA juga meningkat. Pada Mei sebanyak 62 penerbangan, Juni sebanyak 290 penerbangan dan Juli 280 penerbangan. Maskapai yang telah beroperasi di BIY/YIA, yakni Batik Air, AirAsia, Citilink, dan Lion Air.

"Pengalihan bertahap penerbangan dari Bandara Adisutjipto ke Yogyakarta International Airport rencananya dimulai pada Desember 2019," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement