REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez pada Rabu (28/8) mendesak Menlu Kanada Chrystia Freeland agar membantu mengakhiri sanksi Amerika Serikat atas Venezuela dalam pertemuan ketiga mereka sejak Mei.
Kedua menteri luar negeri tersebut membicarakan krisis kemanusiaan dan politik di negara Amerika Selatan itu.
Kuba yang menganut komunisme merupakan sekutu kuat Presiden Nicolas Maduro, yang beraliran kiri. Kebanyakan negara Barat termasuk Kanada ingin Maduro turun untuk memberi jalan kepada pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menuding terpilihnya Maduro adalah curang dan harus ada pemungutan suara baru.
Peningkatan sanksi AS tahun ini, yang ditujukan untuk meningkatkan tekanan atas Maduro, telah memperburuk ekonomi yang sudah mengalami hiperinflasi. Ekonomi yang ambruk telah memicu gizi buruk dan penyakit dan pada saat yang sama menyulut jutaan orang melarikan diri.
"Saya menyampaikan bahwa pengetatan #tindakan paksaan AS vs #Venezuela merusak rakyatnya dan bertentangan dengan hukum internasional dan proses dialog," kata Rodriguez di akun Twiiter dalam Bahasa Inggris setelah pertemuan tersebut, sebagaimana dikutip Reuters.
Satu pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Kuba menambahkan bahwa menteri itu "mengusulkan kepada Kanada agar memberi sumbangan bagi penghapusan sanksi tersebut". Pemerintah Presiden AS Donald Trump telah menentang sosialisme di Amerika Latin. AS menuduh Havana mendongkrak Maduro serta memperketat embargo dagang AS atas pulau itu tahun ini.
Wakil Presiden AS Mike Pence pada Juni menyerukan Kanada agar berbuat lebih untuk secara langsung terlibat dengan Kuba mengenai apa yang ia sebut "pengaruh jahatnya" atas Venezuela. Kementerian Luar Negeri Kanada mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa Rodriguez dan Freeland menyepakati pejabat senior akan terus mengadakan kontak dan terus bertukar pandangan mengenai Venezuela.