Kamis 29 Aug 2019 15:18 WIB

AS Sediakan Ribuan Dosis HIV untuk Migran Venezuela

AS akan memberikan 12 ribu dosis cukup untuk satu tahun pengobatan bagi 1.000 orang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Warga Venezuela memprotes pemadaman listrik besar-besaran saat kampanye bersama pemimpin oposisi Juan Guaido di Caracas, Venezuela, Selasa (23/7).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Warga Venezuela memprotes pemadaman listrik besar-besaran saat kampanye bersama pemimpin oposisi Juan Guaido di Caracas, Venezuela, Selasa (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Amerika Serikat (AS) menyatakan akan menyediakan ribuan dosis obat HIV untuk migran Venezuela di Kolombia, Rabu (28/8). Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya regional mengelola perawatan bagi jutaan migran yang melarikan diri dari negara yang dilanda krisis itu.

Sekretaris Health and Human Services (HHS) AS, Alex Azar mengatakan keputusan itu usai pertemuan para pejabat kesehatan pekan ini dari 10 negara di kota Cucuta, perbatasan Kolombia. "Ketika saya berada di sana, saya memang telah menandatangani surat persetujuan dengan Menteri Kesehatan Juan Pablo Uribe agar AS menyediakan antiretroviral HIV ke Kolombia untuk digunakan para pengungsi Venezuela," kata Azar dalam wawancara telepon.

Baca Juga

Para pejabat menyetujui langkah-langkah yang dimaksudkan untuk membantu lebih dari empat juta rakyat Venezuela yang meninggalkan rumah di tengah kekurangan makanan, dan obat-obatan. Juru bicara HHS menyatakan, AS akan memberikan 12 ribu dosis yang cukup untuk satu tahun pengobatan bagi 1.000 migran.

"Kami percaya sangat penting mencegah penyebaran HIV/AIDS dan mengobati mereka yang memilikinya karena dengan perawatan yang tepat, individu yang memiliki HIV/AIDS dapat hidup sehat, panjang, dan produktif," ucap Azar.

Antiretroviral memang bukan untuk menyembuhkan HIV, namun ini dapat membantu mencegah virus dan menurunkan kemungkinan penularan penyakit. Banyak orang Venezuela hidup dengan virus HIV. Persediaan antiretroviral yang habis karena kondisi ekonomi negara membuat pasien mencari pengobatan di luar negeri atau menggunakan pengobatan rumahan yang masih dipertanyakan.

Krisis ini menghadirkan sejumlah tantangan kesehatan bagi negara-negara yang menerima migran. Para migran datang dari pasien dengan kondisi kronis, yang telah lama kurang perawatan hingga mereka membutuhkan bantuan darurat.

Di banyak rumah sakit di sepanjang perbatasan Kolombia, sebagian besar persalinan tidak memiliki perawatan pra-kelahiran untuk para ibu. Azar mengungkapkan, rencana juga tengah dibuat untuk membangun kembali sistem perawatan kesehatan Venezuela setelah Presiden Venezuela Nicolas Maduro tidak lagi berkuasa.

AS merupakan diantara lebih dari 50 negara yang mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido sebagai pemimpin sah negaranya daripada Maduro. Sebelumnya Guaido meminta konstitusi pada Januari untuk menjadi presiden oposisi. Ia mengatakan pemilihan kembali Maduro pada 2018 merupakan sebuah penipuan. Sementara Maduro menuduh Guaido adalah boneka AS.

Tidak seperti tetangganya, Kolombia belum memberlakukan persyaratan imigrasi yang ketat untuk migran Venezuela. Kolombia menjadi rumah bagi sekitar 1,4 juta rakyat Venezuela. Sementara ratusan ribu lainnya tinggal di Ekuador, Peru, Cile, Brasil, dan negara-negara lain.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement