Kamis 29 Aug 2019 15:44 WIB

Amazon Terbakar, Kasus Sakit Pernapasan di Brasil Melonjak

Anak-anak termasuk yang paling menderita. Mereka batuk hebat.

Kebakaran di kawasan hutan hujan Amazon di Altamira, Brasil, Senin (26/8). Lokasi kebakaran sangat dekat dengan lahan milik pribumi Kayapo.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Kebakaran di kawasan hutan hujan Amazon di Altamira, Brasil, Senin (26/8). Lokasi kebakaran sangat dekat dengan lahan milik pribumi Kayapo.

REPUBLIKA.CO.ID,PORTO VELHO -- Sementara Hutan Amazon diamuk api, kasus sakit saluran pernapasan di Brasil dilaporkan meningkat. Penderita terutama dari kalangan anak-anak dan warga berusia lanjut.

"Anak-anak termasuk yang paling menderita. Mereka batuk hebat," kata Elane Diaz, perawat di Porto Velho, Rondonia, Brasil, Selasa (27/8). "Mereka mengalami masalah bernapas. Saya amat khawatir karena ini memengaruhi kesehatan mereka."

Baca Juga

Jumlah orang yang mendapat perawatan pernapasan memang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya dapat dilihat di Rumah Sakit Anak Cosme e Damia.

"Masa-masa ini amatlah sulilt. Udara kering dan asap menyebabkan banyak masalah yang diderita anak-anak, misalnya pneumonia, batuk, dan berdahak," kata dokter spesialis anak, Daniel Pires, kepada harian Folha de S Paulo.

"Pada 1-10 Agustus, rata-rata ada sebanyak 120 hingga 130 kasus anak yang menderita masalah saluran pernapasan. Pada 11-20 Agustus angkanya menjadi 280 kasus," katanya.

Kekhawatiran memang meningkat seiring peningkatan titik api di Brasil yang juga meniingkat. Ada lebih dari 77 ribu kebakaran yang berhasil didokumentasikan oleh lembaga riset National Space Research Institute (INPE) pada 2018.

Pada Selasa pagi, awan dan langit biru hanya terlihat sebagian di Porto Velho. Pada siang harinya, asap tebal kembali menyerbu sehingga pemandangan yang biasanya terang benderang malah terlihat gelap.

Sementara masalah kesehatan meningkat, perhatian justru lebih tertuju pada meningkatnya perselisihan antara Brasil dan Uni Eropa (UE) yang ingin ikut memerangi kebakaran di Amazon.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Prancis pada akhir pekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa tujuh negara menawarkan bantuan senilai 20 juta dolar AS. Secara terpisah, Inggris juga menjanjikan 12 juta dolar AS, sementara Kanada 11 juta dolar AS.

Namun, Presiden Brasil Jair Bolsonaro curiga bahwa bantuan yang ditawarkan dunia internasional merupakan topeng di balik rencana untuk mengekspolitasi sumber daya Amazon dan menggerogoti pertumbuhan ekonomi Brasil. Ia marah pada hari Selasa. Bolsonaro menuntut Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menarik ucapannya karena menyebut dirinya pembohong. Macron, kata Bolsonaro, harus meminta maaf sebelum Brasil menerima bantuan yang ditawarkan Eropa.

Dalam sebuah rekaman video, novelis terkenal Brasil Paulo Coelho meminta maaf kepada Prancis atas sikap histeris Bolsonaro. Menurut Coelho, Pemerintah Brasil menyampaikan hinaan untuk menghindari dari tanggung jawab atas kebakaran di Amazon.

photo
Api membakar kawasan hutan Amazon di Porto Velho, negara bagian Rondonia, Brasil, Ahad (25/8).

Sementara itu, wawancara eksklusif Reuters mengungkap bahwa Bolsonaro melucuti kekuasaan lembaga perpanjangan tangan dari Kementerian Lingkungan Hidup Brasil atau Brazilian Institute of the Environment and Renewable Natural Resources (IBAMA). Sejak Bolsonaro dilantik pada 1 Januari, dana IBAMA berkurang 25 persen sebagai bagian dari upaya pengetatan ikat pinggang. Sementara itu, dana untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan juga dikurangi 23 persen.

Reputasi IBAMA dikenal dunia setelah berhasil mengendalikan penggundulan hutam hingga 80 persen pada 2004-2012. Lembaga tersebut juga memadukan data dari satleit dan operasi di lapangan dalam memerangi titik-titik api. n ap/reuters, ed: yeyen rostiyani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement