REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pekan Air Susu Ibu (ASI) sedunia yang diperingati pada 1-7 Agustus 2019 mengajak seluruh masyarakat lebih fokus terhadap pemenuhan asupan utama bayi tersebut. Dalam menyukseskan Pekan ASI 2019, Dompet Dhuafa akan ikut mengkampanyekan keutamaan ASI.
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang pemberian makan bayi dan anak, ikut berkontribusi dengan mengadakan talkshow. Dengan tema ‘Dukungan Nenek Kakek pada Ayah Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui’ itu, acara digelar di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis(29/8).
“Saya minta kakek dan nenek harus mendukung gerakan ini. saya menyatakan saya dukung sepenuhnya komunitas nenek kakek peduli menyusui,” ucap Inisator, Pendiri, serta Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa, Parni Hadi, dalam keterangan rilis Kamis (29/8).
Menyusui merupakan investasi terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak serta kelangsungan hidup bagi kualitas hidup manusia. Parni yang merupakan seorang ayah dari tiga anak dan seorang kakek dari satu cucu, serta aktivis sosial, paham betul betapa pentingnya ASI.
“Saya seperti ini karena minum ASI sampai dua tahun lebih, basis saya adalah wartawan, berkat jadi wartawan saya punya kepedulian tinggi terhadap kemanusiaan, kepada ibu-ibu, dan kepada pentingnya ASI. Karena saya yakin ASI sangat penting bagi tumbuhnya seseorang. Saya adalah bukti,” ungkap Parni lagi.
World Breastfeeding Week (WBW) atau Pekan ASI Sedunia 2019 mengangkat tema ‘Empower Parents Enable Breastfeeding’, yang memfokuskan pada kebijakan dan peraturan tentang perlindungan sosial orang tua, tempat kerja ramah orang tua dalam sektor formal dan informal.
Kemudian fokus juga pada nilai-nilai ramah orang tua dan norma sosial kesetaraan gender, serta untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, tentang pentingnya memberikan ASI minimal di enam bulan pertama kehidupan bayi. Perlindungan sosial dimulai dari lingkungan rumah, tempat kerja, dan tempat publik.
Pada pekan ASI sedunia tahun ini, dibutuhkan peranan dari berbagai pihak dalam upaya pemberdayaan keluarga, terutama ayah dan ibu agar dapat menyusui sesuai rekomendasi Pemberian Makan Bayi dan Anak. Perlindungan sosial dimulai dari lingkungan rumah, tempat kerja, dan tempat publik.
Bentuk dukungan yang menunjukkan perlindungan sosial didapat terutama dari ayah, nenek, kakek, mertua, pimpinan perusahaan, pimpinan tempat kerja, tetangga, kader, tenaga kesehatan, teman atau kolega kerja, kelompok pendukung dan masih banyak pihak yang dapat mendukung ibu untuk berhasil menyusui.
Istri dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Fery Farhati Ganis menyatakan, ASI adalah kebutuhan mendasar dari bayi, tidak hanya dari segi fisik tapi juga mental. Menyusui adalah proses attachment yang sangat mendasar bagi bayi, untuk menjadi dasar perkembangannya ke depan. Bagi dia, acara tersebut sangat positif, dan pihaknya bisa ikut terlibat dalam usaha-usaha meningkatkan ibu-ibu yang mau menyusui eksklusif bayinya di Jakarta.
“Saya hari ini hadir di perayaan pekan asi internasional. Kemudian, temanya tentang dukungan dari kakek nenek menyukseskan dalam mendukung ibu menyusui. Mudah-mudahan gerakan ini sukses, di Jakarta dan tentunya saya sangat mendukung kegiatan positif ini,” ungkap Fery.
Pemberian ASI dapat menurunkan risiko penyakit infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga,haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih. Bayi yang tidak diberi ASI akan rentan terhadap penyakit infeksi. Kejadian bayi dan balita menderita penyakit infeksi yang berulang, akan mengakibatkan terjadinya balita dengan gizi buruk dan kurus.
Dompet Dhuafa melalui Divisi Kesehatan terus fokus terhadap kampanye pekan dan mensukseskan Pekan ASI. Seperti pada 2015 lalu, Dompet Dhuafa menjadi satu-satunya NGO dari Indonesia yang mendapatkan apresiasi dari World Breastfeeding Week 2015. Apresiasi tersebut diberikan atas peran aktif Dompet Dhuafa dalam menyukseskan pekan ASI.