Kamis 29 Aug 2019 22:53 WIB

Kemenhub: Jangan Terprovokasi Video Penolakan Malaysia

Penolakan ojek daring Gojek di Malaysia dipicu persaingan bisnis.

Gojek. Ilustrasi
Gojek. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya membuka suara soal penolakan Gojek di Malaysia yang sempat viral beberapa hari lalu, yakni mengimbau agar pengemudi tidak terprovokasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi saat ditemui di Jakarta, Kamis (29/8), mengimbau para pengemudi ojek daring tidak perlu terprovokasi oleh video penolakan tersebut karena akan berdampak pada hubungan diplomasi.

Baca Juga

“Kalau sudah ada permintaan maaf, jangan lakukan demo karena ini bukan persoalan antarbangsa, nanti dia (pihak Malaysia) akan marah juga kalau unjuk rasa tidak bisa mengendalikan, yang rugi hubungan diplomatik dengan Malaysia karena kita bertetangga satu rumpun,” katanya.

Menurut dia, penolakan tersebut dipicu karena persaingan bisnis bukan karena soal sosial budaya.

“Karena bisnis ini jangan dikaitkan ke sosial ekonomi. Mungkin ada cara lebih baik lagi jangan emosional,” ujar Budi Setiadi

Ia mengatakan Gojek merupakan perusahaan Decacorn kebanggan bangsa yang sudah membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat Indonesia.

“Ojek maupun taksi daring bisa menjadi tumpuan ekonomi kita seperti apa yang disampaikan Pak Menteri,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement