Rudal RM-70 melesat saat melakukan penembakan sasaran pada latihan tempur di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim (FOTO : Kuwadi/Antara)
Tim Intai Amfibi Korps Marinir melakukan terjun tempur malam untuk melakukan infiltrasi di Pantai Banongan, Banyuwangi, Jatim. (FOTO : Antara)
Tim Intai Amfibi Korps Marinir melakukan penyusupan sebelum dilaksanakan pendaratan pasukan di Pantai Banongan, Banyuwangi, Jatim. (FOTO : Antara)
Prajurit Korps Marinir TNI AL membawa meriam Hotwizer 105 mm saat pendaratan di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur. (FOTO : Kuwadi/Antara)
Tank amfibi berusaha mencapai bibir pantai ketika pendaratan pasukan di Pantai Banongan, Banyuwangi, Jatim. (FOTO : Antara)
Kendaraan tempur amfibi bermanuver di Pusat Latihan Tempur Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jatim. (FOTO : Antara)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Pagi itu keheningan pantai nan elok Banongan, Banyuwangi terusik. Deru mesin perang ribuan peluru dan derap Korps Marinir TNI AL yang dimuntahkan dari lambung KRI membahana. Mereka melakukan pendaratan di pantai yang dikuasai musuh.
Di bawah desingan peluru dan bau misiu, prajurit marinir mengusung peralatan tempur menuju bibir pantai. Sebelum didaratkan, tim kecil Taifib dan Kopaska lebih dahulu menyusup ke pantai guna memuluskan jalannya operasi pendaratan.
Untuk menghancurkan posisi musuh, ribuan roket diluncurkan menggunakan MLRS (Multiple Launch Rocket System) RM70. Sekali tembakkan sekitar 40 roket mampu menghancurkan wilayah seluas tiga hektar.
sumber : Antara
Advertisement