Jumat 30 Aug 2019 01:57 WIB

KLHK Minta Luna Maya Jangan Asbun Soal Kebakaran Hutan

KLHK meminta semua pihak bertanya sebelum asal bunyi soal kebakaran hutan

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara api membakar semak belukar ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (29/8/2019).
Foto: Antara/Bayu Pratama
Foto udara api membakar semak belukar ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (29/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Luna Maya mengunggah foto terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dalam unggahannya, Luna mengkritik karhutla yang terjadi di Indonesia. Kritik tersebut pun menuai respons dari pemerintah.

Dalam akun Instagramnya, Luna Maya diketahui mengunggah dua foto karhutla dengan menyertakan tulisan bernada kritik. Tulisan dalam unggahan tersebut diberi judul ‘Kebakaran hutan di Jambis masih belum padam!’.

Baca Juga

Luna menyebut, per 24 Agustus 2019 justru terjadi peningkatan hotspot di Bukit Tigapuluh, yakni dari 92 titik menjadi 44 titik. Luna juga menautkan akun Instagramnya dengan Presiden Jokowi dan Menteri Lingkungah Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

“(Luna Maya) kalau memberitakan itu jangan asbun (asal bunyi). Lebih baik tanya dulu (ke KLHK), jadi isunya nggak bikin rugi bangsa,” ujar Direktur Pengendalian Karhutla KLHK Raffles Panjaitan, di KLHK), Jakarta, Kamis (29/8).

Raffles juga menambahkan, apabila Luna Maya peduli terhadap karhutla di Indonesia maka alangkah baiknya yang bersangkutan datang ke wilayah terdampak. Menurut dia sejauh ini pengendalian karhutla telah diupayakan secara maksimal dengan kemampuan yang dimiliki.

“Dia nggak lihat, petugas Manggala Agni kami sampai ada yang gugur (baca: tewas) saat memadamkan api,” pungkasnya.

Sebagai catatan, berdasarkan monitoring satelit Terra Aqua hingga akhir Agustus 2019 terdapat 8.495 hotspot secara nasional. Jumlah tersebut terpantau mengalami kenaikan sebesar 17,6 persen jika dibandingkan jumlah hotspot yang ada di tahun lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement