Jumat 30 Aug 2019 10:41 WIB

Balitsa Gandeng Petani Produksi Bawang Merah di Cirebon

Hasil panen bawang merah yang dilakukan 2019 sangat memuaskan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian  Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa)  Lembang menggandeng petani di Cirebon untuk memproduksi bawang merah  varietas Bima Brebes. Hasilnya, produksi bawang merah yang diperoleh yaitu  25 ton perhektar basah atau 14-15 ton perhektar kering simpan.
Foto: balitsa
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang menggandeng petani di Cirebon untuk memproduksi bawang merah varietas Bima Brebes. Hasilnya, produksi bawang merah yang diperoleh yaitu 25 ton perhektar basah atau 14-15 ton perhektar kering simpan.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang menggandeng petani di Cirebon untuk memproduksi bawang merah varietas Bima Brebes. Hasilnya, produksi bawang merah yang diperoleh yaitu 25 ton perhektar basah atau 14-15 ton perhektar kering simpan.

Peneliti Balitsa Lembang, Joko Pinilih mengungkapkan hasil panen dari produksi bawang merah yang dilakukan 2019 sangat memuaskan. Sebab produksi bawang merah yang diperoleh yaitu 25 ton perhektare basah atau 14-15 ton perhektar kering simpan.

Baca Juga

"Diperkirakan benih (sekarang) akan siap ditanam dalam dua bulan ke depan," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima, Jumat (30/9).

Ia mengungkapkan, sejak 2013 lalu pihaknya menggandeng salah satu petani yang berasal dari kelompok tani Gempol, Cirebon yaitu Casrim untuk produksi bawang merah. Sebelumnya, yang bersangkutan pernah produksi bawang Ilocos dari Filipina. Namun hasilnya kurang memuaskan.

"Varietas tersebut kurang laku dipasaran. Harganya rendah. Berbeda dengan varietas Bima yang dijual terakhir dengan harga Rp 20 ribu perkilogram," katanya.

Dirinya mengungkapkan, varietas Bima Brebes yang dipilih untuk diproduksi memiliki keunggulan diantaranya produksi hasil tinggi, mudah dijual, laku dipasaran dan cepat menjadi benih. Kedepan pengembangan dilakukan untuk produksi varietas yang unggul.

"Kerjasama ini akan diperluas dan diarahkan untuk produksi benih varietas-varietas unggul yang baru dilepas dan memiliki produktivitas, ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik, serta memiliki kandungi nutrisi lebih baik," katanya.

Menurutnya, pihaknya menggandeng petani memproduksi bawang merah dengan tujuan mendukung penyediaan benih berkualitas, memperluas pengembangan varietas. Kemudian mentransfer teknologi produksi benih dan peningkatan kapasitas petani penangkar benih bawang merah.

"Kita juga menggandeng petani di Brebes untuk menanam umbi," ungkapnya. Sedangkan produksi biji TSS di Cipanas, Garut dan Lembang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement