Jumat 30 Aug 2019 10:59 WIB

Hingga Agustus, Jabar Saber Hoaks Terima 4.454 Aduan

Hoaks muncul karena masyarakat mudah menyebar informasi yang belum sahih kebenarannya

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Hoaks (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Hoaks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hingga 21 Agustus 2019, Jabar Saber Hoaks berhasil mengklarifikasi 2.643 aduan dari total 4.454 aduan yang masuk. Menurut Kepala Diskominfo Jawa Barat Setiaji, Tim Jabar Saber Hoaks juga sudah melakukan monitoring issue lokal di berbagai daerah, di antaranya Kabupaten Garut dan Kabupaten Bekasi.

Menurut Setiaji, hoaks muncul karena masyarakat mudah menyebarkan informasi yang belum sahih kebenarannya. Oleh karena itu, sosialisasi terhadap tokoh masyarakat dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) penting dilakukan untuk mencegah penyebaran hoaks.

Baca Juga

"Selama ini kan kami memberikan klarifikasi, sementara sumber hoaks masih terus muncul. Nah, kami edukasi agar yang diberitakan adalah hal yang positif. Maka Diskominfo dan JSH rutin turun ke kota/kabupaten untuk sosialisasi mengenai pencegahan hoaks," ujar Setiaji, Jumat (30/8).

Setiaji menilai, yang paling penting bagaimana mengedukasi warganya agar tidak langsung menyebarkan tapi disaring dulu. "Intinya bukan meng-counter (hoaks), tapi mencegah," katanya.

Terkait proses kerja, menurut Koordinator Jabar Saber Hoaks Enda Nasution, pihaknya menerima aduan masyarakat melalui hotline dan WhatsApp di nomor 08211-8670-700 atau Twitter, Instagram, dan LINE @jabarsaberhoaks, serta Facebook @official.jabarsaberhoaks. Berikutnya, aduan akan direkap oleh Tim Admin dan selanjutnya ditindak oleh Tim Pencari Fakta.

"Setiap aduan yang masuk, kira-kira maksimal tiga jam (sudah bisa diklarifikasi), sesuai arahan Pak Gubernur," kata Enda.

Menurut Enda, terdapat klasifikasi untuk setiap informasi yang dimuat di akun media sosial Jabar Saber Hoaks, yakni disinformasi, misinformasi, berita, dan klarifikasi fakta. Konten sendiri, didominasi oleh kategori politik (42,84 persen), disusul informasi terkait kesehatan sebesar 13,47 persen.

Kategori lain yakni terkait regulasi/hukum, lalu lintas, bencana, kriminalitas, hingga penipuan. Adapun, selain mengunggah konten klarifikasi melalui media sosial tersebut, Tim Jabar Saber Hoaks juga rutin menyampaikan Top 5 Hasil Klarifikasi yang dipantau per pekannya.

Per Juli 2019, kata dia, Jabar Saber Hoaks pun berhasil mendapat total 8.360.402 social media page organic reach baik melalui konten klarifikasi maupun literasi digital. Ratusan ribu comment dan likes sebagai bentuk interaksi juga sudah diberikan oleh masyarakat.

Sementara itu, kata dia  beberapa aduan informasi yang telah diklarifikasi oleh Jabar Saber Hoaks antara lain 'Disinformasi Wisata Baru di Cianjur Selatan', 'Berita Pantai Jawa Berpotensi di Guncang Gempa 8,8 SR dan Tsunami Dahsyat 20 Meter', hingga 'Disinformasi Ridwan Kamil dan Bima Arya Planga-Plongo di Inggris karena Banyak Minum Air Sabun'.

Selain menindak aduan sendiri, Tim Jabar Saber Hoaks juga bekerja sama dengan komunitas Balad Saber Hoaks yang tersebar di 27 kabupaten/kota Jawa Barat. "Kami juga ada grup WhatsApp bersama relawan, Balad JSH, dari komunitas-komunitas se-Jabar. Kurang lebih ada 40 relawan," kata Enda.

Program Jabar Saber Hoaks ini pun, diikutsertakan dalam GovInsider Innovation Awards 2019. Pengumuman serta malam puncak penghargaan bakal digelar di UN Conference Center, Bangkok, Thailand, 16 Oktober mendatang. Jabar Saber Hoaks sendiri merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) di bawah binaan teknis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar yang diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 7 Desember 2018.

Selain mengklasifikasikan informasi, Jabar Saber Hoaks (JSH) juga bertujuan meningkatkan literasi digital masyarakat Jabar sehingga tidak mudah percaya hoaks. Tim Jabar Saber Hoaks pun telah melakukan sosialisasi di tujuh kabupaten/kota se-Jabar yakni Kab Sukabumi, Kab Garut, Kab Cianjur, Kab Cirebon, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, dan Kab Bekasi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement