REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) sudah hampir rampung. Direncanakan, pada Senin (2/9), Pansel Capim KPK akan menyerahkan 10 nama kepada Presiden Joko Widodo untuk dipertimbangkan Presiden dan diberikan ke DPR RI.
Sebagai bentuk mengawal dan mengawasi Pansel Capim KPK, pada Jumat (30/8) siang, diperkirakan ribuan orang akan datang ke Gedung Merah Putih KPK. Hal tersebut diungkapkan Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap.
Menurut Yudi akan ada ribuan orang datang untuk menyatakan KPK harus dipimpin oleh orang yang tidak mempunyai rekam jejak kelam. Tokoh-tokoh nasional, akademisi, aktivis antikorupsi, seniman, gerakan mahasiswa, serikat buruh, hingga mantan pimpinan KPK akan menggelar Aksi Solidaritas Selamatkan KPK di Gedung Merah Putih KPK.
"Hari ini Jumat, 30 Agustus 2019 pada Pukul 13.30 WIB di lobi gedung KPK, ribuan orang baik yang peduli terhadap nasib masa depan pemberantasan korupsi akan datang ke KPK untuk sekali lagi menyatakan bahwa KPK harus dipimpin orang bersih," kata Yudi dalam keterangannya, Jumat (30/8).
Yudi menuturkan, aksi ini digelar untuk menyatakan sikap tegas bahwa KPK harus dipimpin orang yang bersih. Karena nasib KPK selama empat tahun ke depan ditentukan salah satunya lewat hasil seleksi capim KPK.
"Pekan depan hasil kerja pansel akan diserahkan kepada Presiden untuk ditetapkan 10 orang Capim KPK, sehingga hari ini adalah titik kritis sejak 17 tahun KPK berdiri untuk memenuhi amanah Reformasi menuju Indonesia yang bebas korupsi," ucap Yudi.
Oleh karena itu, Yudi berharap Presiden Joko Widodo mau mendengarkan aspirasi publik terkait Pimpinan KPK di masa depan. Sebab, KPK hadir juga demi menjamin keadilan dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Indonesia.
"KPK didirikan untuk memastikan, hak-hak kesejahteraan rakyat tidak dicuri oleh kelompok elite yang selama ini merampok dan memiskinkan Indonesia. KPK harus menegakkan keadilan. KPK yang independen, tidak dibentuk untuk mengamankan kelompok tertentu dan mencelakai kelompok lainnya," katanya.