REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly menyesalkan aksi pembakaran sejumlah gedung oleh massa di Jayapura, Papua, Kamis (29/8). Menurut Yasonna, salah satu gedung yang dibakar massa adalah lembaga permasyarakatan (Lapas) Abepura, Jayapapua.
Yasonna mengungkap, ada beberapa ruangan Lapas terbakar dan narapidana yang melarikan diri pasca kejadian tersebut. "Itu yang kita sesalkan, kami di Lapas Abepura juga ada sedikit insiden, dapur dibakar ada empat (narapidana) melarikan diri," ujar Yasonna kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (30/8).
Yasonna mengaku, sudah memerintahkan kepala kantor wilayah kementerian hukum dan HAM Papua maupun Papua Barat untuk terus bersiaga. Ia juga meminta jajarannya tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi maupun memprovokasi pihak lain.
"Jangan terprovokasi dan jangan meprovokasi, supaya tetap tenang dan berupaya juga melakukan dialog, melakukan, menemui tokoh-tokoh masyarakat di sana untuk dapat merajut kembali bersama-sama sebagai anak bangsa untuk membangun Papua, itu yang kita lakukan," kata Yasonna.
Yasonna menegaskan perhatian dan keseriusan Pemerintah dalam menangani masalah rasialisme terhadap mahasiswa Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu. Bahkan, menurut Yasonna, Presiden telah menugaskan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk terlibat langsung dalam proses penanganan.
Karenanya, ia meminta semua pihak tetap tenang dan menahan diri dalam menyikapi keadaan. Sebab, Yasonna menilai, kondisi Papua dan Papua Barat saat ini rentan untuk disusupi pihak yang ingin memperkeruh dan memprovokasi suasana dan keadaan.
"Kita serahkan kepada Pak Menko dan jajaran yang ditugaskan untuk itu, tentunya upaya-upaya dialog ini akan terus kita lakukan. Ini bukan hal yang (mudah) karena tentu ada pihak-pihak yang mencoba memancing di air keruh dari peristiwa ini," kata Yasonna.
Untuk itu, Yasonna pun mengimbau agar seluruh masyarakat Papua dan Papua Barat tetap menahan diri dan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. Begitu juga, aparat baik TNI maupun Polri diharapkan menahan diri dan melakukan pendekatan persuasif dalam penanganan.
"Yang pasti kita sebagai anak bangsa harus segera sekarang menahan diri baik masyarakat kita yang ada di Papua maupun yang di luar Papua, supaya menahan diri. Karena yang rugi kita sendiri, yang rugi masyarakat Papua sendiri," ujar Yasonna.