REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis naskah komik Gundala Cinema XXI Limited Edition dan Gundala: The Official Movie Adaption, Oyasujiwo mengungkapkan hambatannya dalam menggarap naskah komik remake Gundala. Selalu ada jarak antara pembaca asli dan generasi sekarang yang baru mengenal Gundala.
Pembaca asli menginginkan cerita Gundala sesuai dengan pakemnya, sementara generasi saat ini benar-benar baru mengenal Gundala seperti mereka mengenal dari komik-komik yang mereka baca.
Tapi pada akhirnya Oyasujiwo tetap bisa menjembatani itu dan menggarap naskah komik Gundala yang diadaptasi dari cerita film. Selain itu, sebelum menggarap naskah komik Gundala yang diadaptasi dari film, Oyasujiwo mengajak keluarga Hasmi berbincang-bincang terlebih dulu.
Mereka memiliki aturan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan Oyasujiwo. Pertama, Gundala memiliki kekuatan dasar petir.
"Kalau petir ya petir. Enggak boleh diganti sama kekuatan lain," ujar Oyasujiwo dalam acara peluncuran Komik Gundala Cinema XXI Limited Edition di XXI Senayan City, Jakarta, Kamis (29/8).
Kedua, Sancaka memiliki kemampuan rekayasa listrik. Kemampuan tersebut memiliki kaitan dengan petir. Oyasujiwo menuturkan kemampuan rekayasa listrik Sancaka tidak boleh hilang.
"Misalnya (di komik 1968) ilmuwan, sekarang (Sancaka) punya profesi lain (di film), tapi kemampuan dia untuk melakukan keterampilan rekayasa itu sendiri enggak boleh hilang," katanya.
Film Gundala telah diputar di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis (29/8). Selain film, Bumilangit memiliki kejutan lain, yakni komik Gundala Cinema XXI Limited Edition.
Komik ini hasil kerjasama antara Bumilangit dengan XXI. Untuk edisi terbatas, mereka hanya menyediakan 300 komik dengan cover variant illustration watercolor style.
Selanjutnya, mereka akan memproduksi komik Gundala: The Official Movie Adaption. Komik ini adalah versi reguler dari Gundala Cinema XXI Limited Edition.