Sabtu 31 Aug 2019 06:48 WIB

Ariana Grande Akui Derita Serangan Panik

Grande mengakui kegelisahannya dan depresinya telah memuncak.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ani Nursalikah
Ariana Grande.
Foto: AP
Ariana Grande.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi multitalenta Ariana Grande mengakui dia telah menderita serangan panik. Dia mengakui kecemasannya dan depresi telah memuncak akhir-akhir ini.

Dilansir di laman Contact Music, Grande sebenarnya telah menderita sedikit serangan panik. Pelantun tembang "God is a Woman" itu mengakui kegelisahannya dan depresinya telah memuncak. Serangan panik membuatnya membatalkan pertemuan sebelum acaranya di Antwerpen, Belgia, Jumat (30/8) waktu setempat.

Baca Juga

Dalam sebuah email yang dikirim kepada mereka yang akan bertemu dengan Ariana dia menulis inilah saatnya berkata jujur. “Kecemasan dan depresi saya akhir-akhir ini sangat tinggi. Saya telah memberi Anda semua yang saya miliki dan berusaha mendorongnya sekuat yang saya bisa dan menutupinya. Hari ini merupakan hari yang sangat sulit,” tulis dia.

Dia melanjutkan, setelah beberapa serangan panik, Ariana merasa keputusan paling bijak adalah tidak melakukan sound check party atau pertemuan dengan penggemar. Dia juga menuturkan, hal itu juga bagus untuk menjaga energi pertunjukan.

“Saya tidak ingin terburu-buru melalui waktu kita bersama atau tampak goyah. Saya suka menghabiskan waktu aktual dengan Anda dan saya tidak akan bisa hadir atau memberikan yang terbaik dari saya hari ini. Siapa pun yang memiliki akan menghadiri meet and greet atau sound check tentu saja akan sepenuhnya diganti untuk pembatalan ini,” ujarnya.

Dia lalu menyebut dia mencintai semua para penggemar, dan mulai meminta maaf. “Saya berjanji akan memberikan pertunjukan terbaik yang saya bisa,” ujar Grande.

Dia baru saja kembali ke Manchester untuk tampil di Festival Pride tahunan mereka. Kunjungannya ke Manchester itu merupakan kunjungannya pertama kali setelah dia menggelar konser tunjangan One Love, yang diadakan untuk menghormati 22 orang yang terbunuh oleh bom teroris di konsernya di Manchester Arena pada Mei 2017.

Penyanyi berusia 26 tahun ini sebelumnya mengakui lagu-lagunya sendiri semacam 'neraka'. Meskipun demikian, ia menemukan musiknya sebagai 'penyembuhan'.

Seorang penggemar menuliskan kalimat dukungan kepada Ariana di Twitter. Dia menulis, musik adalah terapi bagi Ariana dan dia senang melihatnya menyembuhkan Ariana.

Ariana merespons hal itu. Dia menyebut musik memang membantunya dalam penyembuhan. Akan tetapi, dia merasa melakukan itu seperti menghidupkan kembali lagi dan itu adalah neraka.

“Jjujur. sudah sangat sulit. Saya punya [begitu banyak] di pikiran saya dan itu sangat berat tapi saya berusaha keras. Saya hanya merasa kosong dan saya ingin memiliki lebih banyak untuk dikatakan atau energi yang lebih baik untuk diberikan kepada Anda dan saya tidak punya apa-apa. Cinta kamu,” kata Ariana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement