Ahad 01 Sep 2019 20:02 WIB

“Gempa” Guncang SD Marsudirini Surakarta

"Gempa" ini mengakibatkan jatuhnya beberapa “korban” guru dan siswa.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

SOLO, Joglosemarnews.com – “Bencana gempa bumi” mengguncang kompleks  SD Marsudirini Surakarta, Sabtu (31/8) pagi. "Gempa" ini mengakibatkan jatuhnya beberapa “korban” guru dan siswa.

Bencana yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB itu membuat suasana menjadi gaduh. Gemuruh suara gempa membuat para siswa yang saat itu tengah mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) berupaya menyelamatkan diri.

Sementara itu, sebagian guru menghubungi tim Search and Rescue (SAR). Sembari menunggu datangnya bantuan, para guru memberikan instruksi kepada para siswa untuk menyelamatkan diri.

Para siswa segera berlindung di bawah meja. Beberapa saat kemudian, mereka digiring keluar ruangan dan mencari tempat terbuka yang lebih aman.

Dokter kecil dan anggota TRC menyelamatkan korban / Joglosemarnews / Suhamdani

Sembari merunduk dan tangan melindungi kepala dengan tas, para siswa berlari menuju titik kumpul di lapangan. Para siswa yang berada di lantai atas, bergegas memenuruni anak tangga dengan tertib.

Sekitar 10 menit berselang, personel dari tim SAR Surakarta telah datang. Merela langsung membantu tim reaksi cepat (TRC) yang terdiri dari guru-guru SD Marsudirini Surakarta untuk menyelamatkan beberapa siswa yang menjadi korban.

Beberapa korban baik di kelas 3B dan 5D mengalami patah tulang kaki dan tangan. Dengan bantuan tim TRC dan Tim SAR Surakarta, mereka dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dengan tandu darurat dari kain dan bambu.

Pada saat gempa sudah mulai mereda, para korban berhasil ditolong dan para siswa yang berhimpun di titik kumpul berhasil ditenangkan.

Seperti itulah suasana simulasi tanggap darurat bencana yang berlangsung di SD Marsudirini Surakarta. Simulasi tanggap bencana tersebut digelar bekerja sama dengan Basarnas, PMI dan Dinas Kebakaran Kota Surakarta serta didukung oleh RS Brayat Minulya.

Dalam simulasi tersebut Dinas Kebakaran Kota Surakarta menerjunkan satu unit mobil pemadam kebakaran yang stand by di halaman depan sekolah. Tujuh orang personel juga ikut terjun memberikan edukasi pemadaman kebakaran kepada para guru dan siswa.

Tim SAR Surakarta di bawah komando komandan Pos SAR  Surakarta Arief Sugiyarto dibantu beberapa personel ikut berjibaku memberikan pendampingan. Sementara itu RS Brayat Minulya menerjunkan dua orang  tim medis untuk memberikan bantuan.

Arief Sugiyarto / Joglosemarnews

Koordinator Pos SAR Surakarta, Arief Sugiyarto mengaku gembira bekerja sama dengan pihak sekolah, termasuk SD Marsudirini dalam upaya edukasi tanggap bencana kepada para siswa.

Ia menyambut baik pihak sekolah yang memiliki program tersebut. Gagasan itu ibarat gayung bersambut.  Pasalnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) sendiri juga memiliki program SAR Goes to School.

“Program SAR Goes to School ini berupaya untuk memberikan edukasi bagaimana agar para siswa dapat menyelamatkan diri dari bencana. Ini diberikan kepada siswa SD, SMP dan SMA,” ujar Arief usai simulasi.

Sementara itu, Kasi Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta, Suratman mengatakan, pihaknya menerjunkan tujuh orang personel dalam simulasi tersebut.

Ia mengatakan,  masyarakat dan para siswa perlu mengetahui cara menangani kebakaran. Dalam kegiatan simulasi tersebut, para siswa diedukasi mengenai cara memadamkan kebakaran menggunakan Alat Pemadam Aspi Ringan (APAR) maupun cara memadamkan   kebakaran tabung gas.

Dalam simulasi tersebut, para siswa dan guru praktik memadamkan tabung gas yang terbakar dengan menggunakan ujung jari. Sementara para petugas keamanan sekolah praktik menggunakan APAR untuk memadamkan kebakaran.

Fransisca Sri Lani / Joglosemarnews

Sedangkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Marsudirini Surakarta Fransisca Sri Lani mengucapkan terima kasih kepada pihak Basarnas, PMI, Damkar Surakarta dan RS Brayat Minulya yang telah membantu secara total kegiatan tersebut.

Sisca, sapaan akrab Fransiska Sri Lani mengatakan, para siswa dapat memetik manfaat dari simulasi tersebut. Bukan hanya bagaimana cara menyelamatkan diri dari bencana, namun ada nilai-nilai budi pekerti di sana.

“Anak menjadi tahu bagaimana berkomunikasi yang baik, mereka juga belajar kesetiakawanan, serta  tanggap untuk membantu teman-temannya. Dan masih banyak lagi yang dapat dipelajari dari kegiatan tadi,” ujarnya.  suhamdani

 

 

The post “Gempa” Guncang SD Marsudirini Surakarta, Siswa dan Guru Jadi “Korban” appeared first on Joglosemar News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement