REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS-- Korban tewas penembakan senjata di Texas Barat Amerika Serikat (AS) bertambah menjadi tujuh orang pada Ahad (1/9). Pihak berwenang belum menyebutkan nama korban atau penembak. Mereka hanya mengatakan pelakunya adalah pria kulit putih berusia 30-an.
Ada 21 orang terluka dalam kejadian ini. Di antara mereka adalah seorang gadis berusia 17 bulan bernama Anderson Davis. Menurut kampanye penggalangan dana daring yang dibuat oleh keluarganya, Davis tertembak di bagian wajahnya.
Seperti dilansir Reuters, Ahad (1/9), tiga petugas polisi ditembak dan terluka. Satu polisi dari Midland, satu dari Odessa, dan satu polisi negara bagian Keselamatan Publik. Polisi tersebut terdaftar dalam kondisi stabil.
Polisi sebelumnya mengatakan lima orang, termasuk pria bersenjata itu, tewas dalam penembakan itu. Serangan penembakan itu yang dimulai dengan penghentian lalu lintas dan berakhir ketika pelaku penembakan ditembak mati oleh petugas kepolisian di tempat parkir sebuah kompleks bioskop di Odessa, Texas.
Insiden penembakkan itu terjadi selang 22 orang tewas di Walmart atau sekitar 255 mil sebelah barat Midland di kota El Paso, Texas pada 3 Agustus. Presiden AS Donald Trump menyebut penembak di Odessa-Midland sebagai orang yang sakit jiwa.
Namun, ia juga mengatakan pemeriksaan latar belakang terhadap pembeli senjata tidak akan mencegah kekerasan senjata di AS baru-baru ini. Dalam sambutannya pada Ahad (1/9), Trump mengatakan dia akan bekerja dengan Demokrat dan Partai Republik tentang legislasi senjata ketika Kongres kembali bulan ini.
“Saya pikir Anda akan melihat beberapa hal menarik datang,” ujar Trump.