REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menunda penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) BNI Syariah. Adapun rencana IPO BNI Syariah akan dilakukan pada tahun depan.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan perseroan memastikan rencana IPO BNI Syariah tidak akan terjadi pada tahun ini. “Sepertinya kalau melihat waktunya kayaknya mepet, tidak bisa. Pertama kita targetkan tahun ini tapi kita lebih fokus persiapan penguatan perusahaan,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/9).
Menurutnya perseroan akan fokus memperkuat dulu permodalan BNI Syariah lewat imbreng aset sebelum dilepas ke publik. Adapun tujuan BNI Syariah melantai di Bursa Efek Indonesia guna menambah modal naik kelas menjadi BUKU III.
"Kami kan sebenarnya merencanakan BNI Syariah (IPO), tapi tentunya ini harus kita perkuat terlebih dahulu," ucapnya.
Bank pelat merah ini tengah memulai mengalihkan asetnya di Aceh ke BNI Syariah dalam rangka memenuhi Qanun tentang lembaga keuangan syariah yang disahkan pada 2018 lalu. Berdasarkan aturan itu, seluruh lembaga keuangan di Aceh wajib mengusung azas syariah.
“Tahun ini kita fokus persiapan untuk Qanun dulu. Kita akan perkuat modal BNI Syariah lewat imbreng aset di Aceh. Selain itu, kita juga imbreng-kan tanah kosong di samping Menara BNI,” jelasnya.
Sementara Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menambahkan kontribusi anak usaha perseroan semakin membaik dengan menyumbang 11,4 persen dari perolehan laba pada Juli 2019. Angka itu secara year-to-date meningkat dari Desember 2018 yang hanya 8,9 persen.
“Sampai akhir tahun ini perseroan pun masih mengharapkan kontribusi anak usaha bertengger pada level digit ganda,” ucapnya.