Senin 02 Sep 2019 12:12 WIB

Saksi Kejayaan Islam di Cordoba

Masjid Cordoba mulai dirancang pada 785 M.

Red: Agung Sasongko
Masjid Cordoba di Spanyol.
Foto: EPA/KHALED ELFIQI
Masjid Cordoba di Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Orang Spanyol masa kini menyebutnya Le Mezquita. Bangunan megah nan indah yang didaulat organisasi pendidikan, sains dan kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai tempat yang sangat bersejarah dan penting di dunia pada 1994 itu bernama Masjid Cordoba. Bangunan yang berdiri kokoh itu merupakan saksi sejarah, sekaligus peninggalan masa keemasan Cordoba di era kejayaan Islam.

Masjid Cordoba mulai dirancang pada 785 M. Dua tahun kemudian, Khalifah Abdurrahman I mewujudkan rancangannya itu menjadi sebuah bangunan masjid. Awalnya, bangunan masjid itu hanya berukuran 70 meter persegi di atas tanah seluas 5.000 meter yang berbentuk pelataran. Masjid itu memiliki 11 ruangan besar yang tegak lurus terhadap arah kiblat.

Baca Juga

Tiap-tiap ruangan itu dipisahkan atau dibatasi 11 deretan arcade yang atapnya mempunyai lengkungan-lengkungan. Setiap deretan mempunyai 11 tiang kolom sehingga masing-masing ruangan seolah-olah memiliki 20 tiang kolom. Jumlah tiang-tiang kolom itu mencapai 110 tiang kolom. Tiang-tiang kolom itu adalah tiang-tiang antik zaman Romawi.

Kini, panjang Masjid Cordoba dari utara ke selatan mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke Barat 134 meter. Sedangkan tingginya mencapai 20 meter. Pada era pemerintahan Hisyam I (788-796) dan juga Al-Hakam I (796-822), Masjid Cordoba sama sekali tidak mengalami modifikasi. Barulah ketika masa Abdurrahman II (822-852), perluasan dilakukan.

Dengan seni arsitektur yang sangat indah, menara Masjid Cordoba mencapai 40 yard. Kubahnya terdiri dari kayu berukir. Setelah berkali-kali direnovasi, jumlah tiangnya mencapai 1.293 buah terbuat dari marmer. Pada masa kejayaan Islam, aktivitas di masjid begitu semarak. Tak heran, jika pada malam hari, masjid itu diterangi 4.700 buah lampu yang menghabiskan 11 ton minyak pertahun.

Dekorasi Masjid Cordoba dikerjakan selama masa pemerintahan Khalifah al-Hakam II, terutama di lokasi sekitar mihrab dan maqsurah: pintu-pintu (seluruhnya ada sembilan pintu) yang terbuat dari tembaga kuning, kecuali sebuah yang terbuat dari emas murni. Maqsurah di Cordoba, secara arsitektur tergolong sangat bagus.

Setiap gerbang di masjid itu terdapat batu-bata merah dan batu putih. Gabungan unsur batu-batu tersebut mampu mewujudkan konsep jaluran yang menakjubkan. Konsep jaluran merah-putih itu banyak mempengaruhi seni arsitektur bangunan di Spanyol. Hiasan dindingnya disemarakkan unsur flora dan inskripsi dari Alquran dalam bentuk ukiran kapur, kaca, marmar dan mozaik emas.

Selain itu, kemegahan dekorasi pada ruang shalat juga sangat menonjolkan ruang mihrab. Lubang- lubang hiasan diletakkan pada ruangan kecil berbentuk segi delapan. Konfigurasi yang menakjubkan pada mihrab tersebut menjadi pusat perhatian. Kemegahan Masjid Cordoba yang bertahan hingga sekarang menjadi saksi masa keemasan Islam di benua Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement