REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo Chaves menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Senin (2/9) pagi. Dalam pertemuan tertutup yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong tersebut, Presiden Jokowi secara khusus meminta Bank Dunia memaparkan analisis terkini mengenai kondisi ekonomi global.
"Kami bilang bahwa kondisi ekonomi saat ini sedang melemah. Risiko resesi pada ekonomi global meningkat, ada juga beberapa poin yang perlu diwaspadai pada situasi geopolitik saat ini. Indonesia perlu terus memonitor dan menyiapkan langkah (mitigasi)," ujar Rodrigo usai menemui Jokowi.
Bank Dunia, ujar Rodrigo, juga dalam posisi selalu siap untuk mengucurkan pinjaman kepada pemerintah Indonesia. Namun hingga saat ini, ujarnya, belum ada pembahasan mengenai penambahan pinjaman dari Bank Dunia. Rodrigo menyebutkan, jumlah pinjaman yang dialirkan Bank Dunia ke Indonesia rata-rata masih 2 miliar dolar AS per tahun.
"Kami selalu siap dalam menyediakan pinjaman, pendampingan teknis. Kami tidak melihat bahwa (Indonesia) membutuhkan pendanaan yang sangat besar. Alokasi pinjaman dalam posisi sewajarnya, 2 miliar dolar AS per tahun, tidak terlalu besarlah untuk Indonesia," katanya.
Bank Dunia juga menyampaikan sejumlah rekomendasi terhadap pemerintah Indonesia terkait mitigasi risiko atas kondisi ekonomi global. Rodrigo menyebutkan, pemerintah harus memperbaiki defisit neraca berjalan dengan menggenjot penanaman modal asing (FDI).
"Cara itu paling baik untuk menambah modal juga memperbaiki aliran portofolio. Pemerintah perlu memberikan kredibilitas yang dibutuhkan dalam FDI. Aturan mainnya harus jelas, stabil, memenuhi aspek kepatuhan terhadap aturan yang berlaku," katanya.
Rodrigo menambahkan, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat terutama dalam manajemen makro ekonomi. Sejumlah poin yang perlu dipertahankan pemerintah, menurutnya, antara lain adalah reformasi struktural pada SDM, pembangunan infrastruktur, peningkatan FDI, hingga reformasi perpajakan.