REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa adegan film Hayya diambil langsung di wilayah Palestina. Sutradara Justis Arimba mengatakan adegan tersebut mencoba memperlihatkan perjalanan karakter menuju kamp pengungsian di Gaza.
"Adegan ini buat perjalanan Palestina Adin aja ke sana, ini kita dibantu oleh Gaza Media," ujar Justis saat mengunjungi kantor Republika, Senin (2/9).
Untuk masuk ke wilayah Gaza sendiri, menurut Justis, tidak bisa dilakukan. Kondisi ini membuat mereka hanya mengambil gambar di luar wilayah tersebut dan hanya memakan porsi 10 persen dari keseluruhan adegan yang ada dalam jalan cerita.
Selain Palestina, sisa syuting dilakukan di Indonesia dengan memanfaatkan daerah yang memiliki kondisi alam yang hampir sama. Untuk membuat lokasi yang hampir sesuai dengan kondisi di Palestina, Justis membuat set di Gumuk Pasir Parangkusumo, Yogyakarta.
Tim produksi mencoba membuat tempat semirip mungkin dengan kondisi tempat pengungsian di Palestina. Untuk membuat sentuhan lebih meyakinkan, mereka pun mencoba mencari orang-orang berketuruanan Timur Tengah ikut terlibat sebagai masyarakat.
Ada pula beberapa adegan yang diambil pula di Ciamis, Jawa Barat, dan Jakarta. Ciamis masih menjadi tempat lokasi sebagai kampung halaman Rahmat yang diperankan Fauzi Badilah.
"Proses syuting ini dilakukan selama 10 bulan," ujar sutradara 212: The Power of Love.
Film yang tayang perdana 19 September ini menceritakan kehidupan Rahmat yang mulai hijrah sebagai Muslim. Dia bersama Adin yang diperankan Adhin Abdul Hakim mencoba menjadi sukarelawan ke Palestina dan bertemu dengan seorang anak yatim piatu bernama Hayya yang diperankan Amna Sahab.
Mereka menjalin kedekatan, hingga Hayya pun ikut ke Indonesia ketika Rahmat dan Adin ke Indonesia. Datangnya Hayya di kehidupan dua sahabat ini memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sekeliling mereka.