REPUBLIKA.CO.ID, LESBON -- Yunani mulai memindahkan ratusan pencari suaka yang berada di kamp penampungan pulau Lesbos. Kamp itu penuh sesak, di huni empat kali lebih banyak daripada yang seharusnya.
Lebih dari 11 ribu pengungsi dan imigran yang sebagian besar melarikan diri dari perang atau kemiskinan di Timur Tengah, Asia atau Afrika ditampung di Moria, sebuah kamp penampungan imigran terbesar di Eropa. Pada Senin (2/9), sekitar 635 orang yang sebagian besar keluarga dikirimkan dengan sebuah kapal. Mereka dipindahkan ke tempat baru di sebelah utara Yunani. Sisanya akan dikirimkan besok.
Langkah memindah pencari suaka dari kamp penampungan di Lesbos ke dataran utama diumumkan pada 31 Agustus lalu. Hal itu dilakukan untuk mengatasi semakin banyaknya jumlah pengungsi yang ditampung di Moria. Daya tampung lima pulau Yunani yang digunakan untuk menampung imigran sudah kelebihan beban.
Moria bekas pangkalan militer yang sudah tidak digunakan lagi. Kelompok hak asasi mengkritik pemerintah Yunani karena kondisi tempat itu sangat mengenaskan.
Dalam tiga tahun terakhir Moria menjadi tempat yang paling banyak menampung imigran. Kekerasan sesuatu yang lumrah di sana.
Bulan lalu ada seorang anak laki-laki dari Afghanistan yang tewas dalam sebuah perkelahian. Kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan para perempuan di sana merasa tidak aman.
Yunani menjadi pintu masuk para pencari suaka dari Suriah, Afghanistan, dan Irak yang ingin ke Eropa. Pada tahun ini, sekitar 56 ribu imigran berlabuh di utara pantai Mediterania negara itu.
Angkanya jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2015 lalu. Ketika Yunani disambangi hampir 1 juta imigran yang hendak pergi ke Eropa utara.
Karena adanya perjanjian antara Turki dan Uni Eropa pada Maret 2016 arus imigran berhasil dipotong. Tapi gelombang imigran masih memberikan tekanan kepada Yunani.
Pada bulan lalu, ada sekitar 7.000 imigran yang berlabuh di pantai Yunani. Angka tertinggi sejak perjanjian antara Turki dan Eropa ditanda tangani.
Pada Kamis (29/8) lalu, ada lusinan kapal yang membawa sekitar 600 imigran berlabuh di Negeri Para Dewa itu membuat Dewan urusan Luar Negeri dan Pertahanan mengadakan rapat darurat. Demi meredam gelombang imigran tersebut Yunani berencana untuk memperketat perbatasan dan mempercepat deportasi orang yang permintaan suakanya ditolak.