REPUBLIKA.CO.ID, LIEGE -- Direktur Keamanan Federasi Internasional Otomobil (FIA) Michael Masi menyatakan, investigasi kecelakaan yang menewaskan pembalap F2 Anthoine Hubert mulai dilaksanakan. Dalam penyelidikan yang dilakukan tim dari federasi dan penyelenggara F2, Michael menegaskan tak ada tenggat waktu penyelesaian.
Bahkan, tim mulai bekerja sesaat setelah GP Belgia selesai digelar. "Investigasi sudah dimulai kemarin (Ahad) diawali dari lokasi kejadian," kata Michael seperti dilansir Crash, Senin (2/9).
Terdapat beberapa pihak yang dikerahkan untuk mencari penyebab utama insiden tersebut, yakni Departemen Teknis, Departemen Keamanan, dan Komunitas Mobil Belgia. "Akan ada banyak pihak lain yang juga terlibat, saya tak bisa menyebutkan lebih detail," ujar Michael.
Michel menjelaskan, penyelidikan akan dikerjakan bertahap mulai dari mengumpulkan bukti-bukti visual dan sisa-sisa kecelakaan di sekitar sirkuit. Ia memastikan, investigasi dikerjakan secara komprehensif dan komplet.
Sebelumnya, Anthoine Hubert dinyatakan tewas setelah mengalami kecelakaan dalam balapan F2 di Sirkuit Spa-Francorchamps, Stavelot, Belgia, Sabtu (31/8) waktu setempat.
Hubert merupakan penggawa tim Arden International yang baru menjalani debutnya di F2 setelah menjuarai GP3 musim lalu. Pria berusia 22 tahun itu juga adalah anggota muda tim F1 Renault.
Kecelakaan yang menimpa Hubert menambah rentetan insiden maut yang merenggut nyawa pembalap. Pembalap F1, Jules Bianchi, pada 2015 lalu, tewas setelah koma selama sembilan bulan. Padahal, insiden maut dalam balap jet darat sempat terhenti selama 21 tahun setelah insiden Aytron Senna pada 1994 silam.