REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seni membuat pedang di era kejayaan Islam mendapat perhatian khusus dari peradaban Barat. Secara khusus, Robert Hoyland dan Brian Gilmore menulis buku bertajuk Medieval Islamic Swords and Swordmaking.
Buku setebal 216 halaman itu mengupas risalah yang ditulis ulama Muslim terkemuka pada abad ke-9, M Ya’qub Ibnu Ishaq Al-Kindi, tentang ‘Pedang dan Ragam Jenisnya’. Risalah yang ditulis Al-Kindi itu berisi informasi teknologi pembuatan pedang. Secara khusus, Al- Kindi juga mengklarifikasi beragam jenis besi dan baja untuk membuat pedang.
Pedang itu terbuat dari dua jenis besi, yakni alami (yang ditambang) dan tak alami (buatan), papar Al-Kindi. Besi alami, menurut Al-Kindi, terbagi menjadi dua. Ada yang dinamakan Shaburqan atau besi laki-laki ini adalah jenis besi keras yang diolah dalam
kondisi panas. Jenis yang kedua adalah Narmahin atau besi perempuan ini adalah besi yang lembek yang tak dapat diolah dalam kondisi panas.
Pedang dapat ditempa dari salah satu jenis besi ini atau gabungan keduanya, ungkap Al- Kindi. Karena itu, menurut Al-Kindi, pedang yang terbuat dari besi alami terbagi menjadi tiga jenis: shaburqani, narmahani, dan gabungan keduanya. Al-Kindi
menyebut besi yang tak alami sebagai fuladh.
Besi buatan atau tak alami terbuat dari proses penyulingan dan pemurnian. Besi jenis ini juga dikenal sangat kuat, fleksibel, dan dapat diolah dalam keadaan panas. Al-Kindi membagi kualitas besi ke dalam tiga jenis. Kualitas besi itu terbagi menjadi tiga
macam; antique (kuno), modern, nonantique (tak kuno), dan nonmodern (tak modern).
‘’Pedang dapat ditempa dari semua jenis besi dan baja ini, ungkap Al-Kindi.
Ya’qub Ibnu Ishaq Al-Kindi, tentang ‘Pedang dan Ragam Jenisnya’.Menurut Al- Kindi, jenis besi atau baja yang paling berkualitas tinggi adalah jenis antique (kuno). Antique tak ada kaitannya dengan waktu atau usia, namun itu mengindikasikan kemurnian kualitas. Menurut dia, pedang yang berkualitas tinggi itu terbuat dari besi atau baja jenis antique.
Kualitas pedang antique juga terbagi menjadi tiga jenis. Yang paling berkualitas tinggi dinamakan Yemenite. Kualitas nomor dua disebut Qal’i dan yang ketiga disebut Indian. Pada era kejayaan Islam, pedang-pedang yang dibuat para pandai besi di dunia Islam
juga ada yang bahannya diimpor dari Sarandib (kini wilayah Srilanka). Sedangkan pedang asli dari dunia Muslim, besi dan bajanya berasal dari Khurasan, Basrah, Damaskus, Mesir, dan Kufah.